Jakarta, Harian Umum - Istana bungkam terkait pernyataan penyidik KPK Novel Baswedan bahwa penyiraman air keras terhadap dirinya melibatkan seorang jenderal di kepolisian.
"Enggak tahu," kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Istana Negara, Jakarta, seperti dilansir Viva, Kamis (15/6/2017).
Kepala Staf Presiden, Teten Masduki, juga bersikap serupa; mengelak ketika dimintai komentarnya.
"Itu bukan tugas saya (untuk menjawabnya). Tanya juru bicara (Presiden Johan Budi)," katanya.
Johan yang dihubungi melalui pesan singkat, malah mempingpong wartawan agar bertanya langsung kepada instansi yang berwenang.
"Tanya Polri," katanya.
Pernyataan Novel bahwa ada jenderal dari kepolisian yang terlibat dalam kasus penyiraman air keras ke wajahnya pada awal April 2017 lalu, diungkap majalah Time dalam sebuah wawancara khusus dengan Novel di Singapore General Hospital tempat dimana Novel dirawat.
"Saya sebenarnya telah menerima informasi bahwa seorang jenderal kepolisian, level tinggi dari jajaran kepolisian, terlibat (dalam kasus penyiraman air keras). Awalnya, saya bilang itu informasi yang bisa jadi salah. Namun, kini sudah dua bulan lamanya dan kasus saya tak juga menemukan titik terang. Saya katakan, perasaan saya bahwa informasi itu bisa saja benar," ujar Novel seperti dilansir Time.com, Selasa (13/6/2017).
Seperti diketahui, Novel disiram air keras oleh dua pengendara sepeda motor yang berboncengan, saat akan pulang setelah shalat subuh di sebuah masjid di dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Penyiraman itu membuat wajah dan mata penyidik KPK itu terluka parah, bahkan sempat terancam mengalami kebutaan. (rhm)