Jakarta, Harian Umum - Putera Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, berjanji untuk mengembalikan Islam moderat ke kerajaan. Selama ini negara kerajaan terbesar di Teluk mengamalkan versi Islam Salafi atau Wahabi yang sering digambarkan sebagai ultrakonservatif dan dikelola melalui hukum syariah Islam.
Menanggapi hal tersebut Presiden Turki Recep Tayyin Erdogan mengecam sebuah konsep interpretasi moderat terhadap Islam yang akan diterapkan di Arab Saudi. Pasalnya Islam moderat ditemukan oleh negara-negara Barat dan digunakan untuk melemahkan ajaran asli agama tersebut. Hal tersebut dikatakan Erdogan di hadapan Dewan Penasihat Wanita Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada Jumat, 10 November 2017.
"Istilah 'Islam moderat' sedang didengungkan lagi. Islam moderat milik Barat. Tidak ada Islam moderat, Islam adalah satu. Tujuan penggunaan istilah tersebut adalah untuk melemahkan Islam, "kata Erdogan di Ankara, seperti yang dilansir Russia Today pada 10 November 2017.
Selain mengkritik keputusan Arab Saudi, Erdogan juga mengecam Uni Eropa karena menyetujui serangkaian kebijakan yang mendiskriminasikan Muslim, termasuk pelarangan pemakaian burqa.
Diketahui Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman akan mereformasi sistim yang telah. Program ini bagian dari visi tahun 2030. Visi itu mengubah secara sosial label Wahabi dari Islam Sunni yang melarang pencampuran gender. Dimulai pada musim panas tahun depan, wanita di Arab Saudi akan diizinkan menyetir. Wanita juga diizinkan menghadiri acara olahraga karena kerajaan akan terus mendorong reformasi liberalisasi mulai tahun depan.(tqn)