Jakarta, Harian Umum- Ribuan umat Islam peserta Reuni Akbar Mujahid 212 di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (2/12/2018), berbaiat kepada Imam Besar Umat Islam Indonesia Habib Rizieq Shihab (HRS), dan berjanji akan berjuang bersamanya untuk membela negara dan agama Islam di Indonesia.
Baiat itu dipimpin HRS melalui rekaman audio yang diputar di mobil komando yang diparkir di depan pintu masuk Monas, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Mobil itu berada di tengah lautan umat Islam yang tak dapat memasuki Monas karena di dalam area Monumen Nasional itu telah penuh dengan umat Islam peserta Reuni 212 yang lain.
"Maukah kalian berbaiat dengan saya untuk bersama-sama berjuang membela bangsa dan negara, serta agama kita; Islam?" tanya HRS.
"Mau ....!!" jawab umat Islam yang berada di sekitar mobil komando itu. Di antara mereka ada yang me!adati taman untuk menghindari sengatan matahari menjelang siang hari yang terasa menyengat.
"Kalau begitu saya minta kalian berdiri," kata Imam Besar yang sedang bermukim di Mekah, Arab Saudi, itu.
Semua mujahid dan mujahidah 212 yang semula duduk-duduk di trotoar, jalan dan taman, serentak berdiri, dan baiat pun dimulai.
Dalam baiat yang dipandu HRS itu antara lain dikatakan bahwa mereka akan mengikuti HRS dan berjuang bersamanya untuk membela bangsa dan negara, serta agama mereka yang sedang dizalimi.
Mereka tidak akan takut kepada siapa pun, kecuali kepada Allah SWT, sang Pencipta langit dan bumi beserta isinya, dan akan berjuang secara ikhlas demi kehidupan bernegara yang aman dan damai berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Biat diakhiri dengan pembacaan doa yang diamini para mujahid dan mujahidah 212.
Seperti diketahui, kehidupan umat Islam di indonesia tidak tenteram setelah Jokowi dilantik menjadi presiden RI ke-7 pada Oktober 2014, karena pemerintahan yang dipimpinnya sangat jelas mengidap Islamophobia.
Tak hanya itu, menurut HRS dalam telekonferensi dengan panitia Reuni Akbar Mujahid 212, kebijakan-kebijakan Jokowi juga dicurigai mengarah pada pemerintahan liberal dan sekuler yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, sehingga ajaran-ajaran Islam yang menyimpang seperti Syiah, mendapat panggung, sementara Islam yang kaffah terus mengalami penzaliman.
Bahkan di pemerintahan ini muncul agama baru, yakni Islam Nusantara. (rhm)