Lumajang, Harian Umum - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali meletus dan meluncurkan awan panas pada Kamis (20/11/2025) malam.
Sebelumnya, pada Rabu (19/11/2025), gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) itu juga meletus, bahkan sangat dahsyat.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, kepada menjelaskan, awan panas dari Gunung Semeru terlihat meluncur dari kawah gunung itu pada Kamis (20/11/2025) pukul 19.20 WIB.
Sementara berdasarkan rekaman seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), awan panas itu berlangsung selama 5 menit atau 300 detik.
Getaran yang terekam di seismograf menunjukkan amplitudo maksimal atau amak 22 milimeter.
"Terjadi awan panas pukul 19:20 WIB dengan amak 22 mm, lama gempa 300 detik," kata Yudhi Cahyono melalui pesan singkat.
Ia mengakui, jarak luncur awan panas itu belum diketahui karena saat ini kondisi Gunung Semeru tertutup kabut tebal.
"Jarak luncur tidak teramati karena visual kabut, dan sekarang alhamdulillah getaran awan panasnya sudah berhenti," jelasnya.
Yudhi mengimbau warga agar tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 8 kilometer dari puncak kawah Gunung Semeru.
Selain itu, warga juga diminta tidak beraktivitas di sepanjang aliran lahar Gunung Semeru sampai jarak 20 kilometer dari puncak kawah.
Di sepanjang aliran sungai yang berhulu ke Gunung Semeru, warga juga diminta menjauh dari pinggir sungai sampai jarak 500 meter.
"Status Gunung Semeru masih berada di level IV atau Awas, kami harap warga mematuhi rekomendasi keselamatan yang dikeluarkan PVMBG," pungkasnya.
Dampak letusan pada Rabu
Sementara itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Lumajang Agus Triyono mengatakan, akibat letusan Semeru pada Rabu (19/11/2025), sebanyak 1.100 warga masih mengungsi.
"Sampai tadi malam (Rabu), data kita itu kurang lebih ada 1.100 warga yang mengungsi di 11 titik pengungsian,” katanya, Kamis (20/11/2025)., dikutip dari beritajayim.com.
Namun. Ia mengakui kalau jumlah itu cenderung fluktuatif karena mayoritas warga baru berada di pengungsian saat malam hari, sementara di siang hari mereka kembali ke rumah masing-masing untuk memeriksa keadaannya.
Erupsi Semeru pada Rabu berlangsung beruntun, disertai gempa letusan serta guguran lava pijar dengan amplitudo maksimum 37 mm dan durasi hingga 18 menit. Sementara awan panas dilaporkan meluncur dengan cepat hingga radius 14 kilometer dari puncak.
Guguran awan panas itu meninggalkan kerusakan parah terhadap dusun yang dilalui, seperti Dusun Sumbersari, Kecamatan Pronojiwo, di mana rumah-rumah hancur, tinggal puing, dan terlihat situasi terlihat seperti baru saja mengalami kebakaran yang luar biasa hebatnya. (man)







