Jakarta, Harian Umum- Kebakaran hebat yang melanda Museum Bahari, Selasa (16/1/2018) sekitar pukul 08:55 WIB, merusak puluhan koleksi museum yang berlokasi di Jalan Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara, tersebut.
"Koleksi yang rusak sebanyak 64 koleksi, sebagian besar adalah replika dan miniatur perahu," jelas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Tinia Budiati kepada harianumum.com melalui pesan WhatsApp, Kamis (18/1/2018) malam.
Ia menambahkan, ke-64 koleksi yang rusak itu akan kembali dibuatkan replikanya.
"Kalau kerugian secara nilai sejarah, tidak ternilai, tapi kalau secara ekonomi sedang dihitung," pungkasnya.
Seperti diketahui, Selasa pagi yang lalu api melahap sebagian gedung peninggalan era kolonial Belanda itu, dan baru dapat dijinakkan sekitar pukul 11:00 WIB, setelah pemadam kebakaran mengerahkan 20 unit mobil pemadamnya.
Belum diketahui penyebabnya, namun diduga akibat korsleting listrik.
Museum Bahari berisi koleksi yang berhubungan dengan kebaharian dan nelayan dari Sabang sampai Merauke, seperti perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC.
Selain itu ada pula berbagai model dan miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran. Juga peralatan yang digunakan oleh pelaut pada masa lalu seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan meriam.
Tak hanya itu! di museum ini juga dipamerkan koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia beserta aneka perlengkapan penangkapannya, cerita dan lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara, serta matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara dan perjalanan kapal KPM Batavia - Amsterdam.
Sebelum dijadikan museum, gedung ini semula merupakan gudang rempah-rempah yang dibangun VOC secara bertahap mulai 1652 hingga 1771. Gudang itu untuk menyimpan hasil bumi Nusantara seperti rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil sebelum dikirim ke Belanda. (rhm)