Jakarta, Harian Umum - Direktur Gerakan Perubahan yang juga koordinator Indonesia Bersatu, Muslim Arbi, mengatakan, apa yang dikatakan ketua umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia tentang Raja Jawa adalah tepat.
Sebab, ia meyakini Raja Jawa yang dimaksud Bahlil adalah Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
"Jadi, sudah tepat apa yang di katakan Bahalil itu. Jokowi memang Raja Jawa!" kata Muslim seperti dikutip dari siaran tertulisnya, Jumat (23/8/2024).
Ia membeberkan alasan persetujuannya terhadap Bahlil.
Menurut Muslim, saat ini Jokowi bukan lagi sebagai presiden dan kepala pemerintahan, melainkan lebih dari itu, bahkan juga melebihi seorang kepala negara.
"Kalau Jokowi masih sebagai kepala negara, kepala pemerintahan dan presiden, maka dia pasti akan tunduk pada UUD1945 dan semua peraturan perundang-undangan di bawahnya," dalil Muslim.
Namun, lanjut dia, okowi secara defakto dan de jure telah menempatkan dirinya sebagai raja, tepatnya Raja Jawa sebagaimana dikatakan Bahalil.
"Raja Jawa kok mau dilawan? Si Raja ini semua titah, perintah, dan kemauannya harus dituruti. DPR, MPR bila perlu semua partai dan semua rakyat harus tunduk dan patuh tanpa syarat atas semua kemauan, kepentingan dan perintah sang Raja. Jika tidak tunduk pada kepentingan sang raja, polisi, kejaksaan dan KPK akan digunakan untuk menghabisi siapa saja yang melawan dan membantah kemauan dan kepentingannya," sindir Muslim
Dengan demikian, lanjut dia, sang Raja telah mengubah bentuk negara ini menjadi kerajaan dan dirinya secara de fakto, bahkan dejure, sebagai raja di raja.
Segala kesalahan apa pun yang di lakukan sang raja, kata Muslim, hukum tidak dapat menjangkaunya, bahkan hukum akan dibuat untuk tunduk pada kemaunnya.
"Jika anak-anaknya, yaitu Gibran dan Kaesang , mau dijadikan pejabat, maka semua aturan dan undang-undang arus diubah untuk meloloskan kemauan putera-puteranya, baik sebagai wakil presiden maupun gubernur Demikian juga mantunya, Bobby Nasution harus jadi Gubernur. Maka semua Parpol dukung," sambung Muslim.
Di ujung pernyataannya, Muslim menyampaikan sindiran yang lebih pedas terhadap Jokowi.
"Selamat dan sukses kepada Jokowi yang telah menjadikan dirinya raja di raja, dan telah mengubah NKRI sebagai Negara Kerajaan Republik Indonesia. Dengan demikian, segala titah dan perintahnya telah menjadi undang-undang," kata Muslim.
Untuk diketahui, Bahlil menyebut frasa "Raja Jawa" saat menyampaikan pidato politik setelah terpilih menjadi ketua umum Golkar yang baru sebagai pengganti Airlangga Hartarto yang mengundurkan diri.
Bahlil terpilih dalam Munas ke-11 Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).
"Jadi, kita harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu," kata Bahlil. (rhm)