Jakarta, Harian Umum- Sejak diguncang gempa besar berkekuatan 6,4 pada skala Ritcher (SR) pada 29 Juli 2018, disusul gempa berkekuatan 7 SR pada 5 Agustus 2018, hingga Sabtu (11/8/2018) dini hari WIB kawasan Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah diguncang ratusan gempa susulan dimana tujuh di antaranya berkeluatan rata-rata di atas 5 SR.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, hingga Sabtu (11/8/2018) pukul 03:33 WIB, telah terjadi 474 gempa susulan dengan jumlah yang dirasakan warga Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebanyak 20 kejadian.
Gempa terakhir pada dini hari tercatat bermagnitudo 4,8 SR, bersumber dari kedalaman 10 kilometer dan bertitik koordinat di 8,44 lintang selatan (LS) dan 116,50 bujur timur (BT). Tepatnya berada 10 kilometer barat laut Kabupaten Lombok Timur.
"Dirasakan di Mataram, dan Lombok Timur sebesar 1 SIG BMKG (II MMI). Yang artinya getaran dirasakan oleh beberapa orang, sementara benda-benda ringan yang digantung akan bergoyang," jelas Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Berikut 10 gempa susulan berkekuatan rata-rata 5 SR yang mengguncang Lombok. Gempa besar ini daoat merusak bangunan, termasuk bangunan permanen dengan struktur yang cukup kuat.
1. Jumat (10/8/2018) pukul 22:57:38 WIB. Titik kordinat -8.05 LS - 116.49 BT, kekuatan 5.0 SR pada kedalaman 10 Km. Titik gempa 43 km timur laut Lombok Utara NTB
2. Kamis (9/8/2018) pukul 12:25:32 WIB. Tititk kordinat -8.36 LS - 116.22 BT, berkekuatan 6.2 SR pada kedalaman 12 Km. Titik gempa berjarak 6 Km barat laut Lombok Utara, NTB
3. Selasa (7/8/2018) pukul 01:21:19 WIB. Titik kordinat -8.18 LS - 116.29 BT berkekuatan 5.5 SR pada kedalaman 10 Km. Pusat gempa berjarak 21 Km timur laut Lombok Utara, NTB
4. Senin (6/8/2018) pukul 22:50:55 WIB. Titik kordinat -8.37 LS - 116.04 BT berkeluatan 5.4 SR pada kedalaman 10 Km. Pusat gempa berjarak 23 Km barat laut Mataram, NTB
5. Sebin (6/8/2018), pukul 19:06:26 WIB. Titik kordinat -11.5 LS - 118.19 BT berkekuatan 5.6 SR pada kedalaman 10 Km. Pusat gempa berjarak 242 Km barat daya Sumba Barat Daya, NTT
6. Senin (6/8/2018) pukul 07:28:19 WIB. Titik kordinat -8.46 LS - 116.2 BT berkekuatan 5.4 SR pada kedalaman 10 Km. Pusat gemoa berada 12 Km barat daya Lombok Utara, NTB
7. Minggu (5/8/2018) pukul 23:49:41 WIB. Tititk kordinat -8.18 LS - 116.25 BT berkekuatan 5.1 pada kedalaman 10 Km. Pusat gempa di 21 Km barat laut Lombok Utara, NTB.
Data yang masuk ke Posko Induk Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, pada Jumat (10/8/2018) pukul 21:00 WIB menyebutkan, jumlah korban tewas mencapai 386 orang, tersebar di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Kota Mataram.
Dwikorita mengatakan, gempa susulan kemungkinan masih akan terjadi hingga beberapa bulan ke depan dengan kecendrungan gempa yang semakin melemah secara fluktuatif.
"Kami tetap mengimbau agar warga tetap tenang, namun waspada. BMKG secara terus menerus memantau perkembangan kegempaan selama 24 jam dan menginformasikannya kepada masyarakat," jelasnya seperti dikutip dari Antara.
Minta Dibuatkan Rumah
Duka masih terus menyelimuti korban gempa di NTB, termasuk di Kabupaten Lombok Utara yang menjadi wilayah terdampak paling parah. Di wilayah ini hampir seluruh bangunan, termasuk rumah ibadah, rata dengan tanah, sehingga warga tidur di tenda-tenda dan di alam terbuka karena gempa susulan masih terus terjadi, dan merubuhkan bangunan yang tersisa.
Sebagian warga bahkan masih ada yang mengungsi di bukit karena takut gempa susulan akan mendatangkan tsunami.
Kondisi ini membuat warga berharap pemerintah membangunkan mereka rumah baru yang terbuat dari kayu, bukan rumah permane dari batu bata.
"Kalau seperti program Kementerian (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat/PUPR), kita takut karena itu kan bangunan yang dibuat dari batu bata. Rumah yang ada di (Kecamatan) Bayan (yang dibuat Kementerian) saja ambruk. Baiknya rumah kayu saja," kata Suri, warga Desa Santong, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, Jumat (10/8/2018).
Yang mengejutkan, Suri juga mengatakan kalau rumah yang dibuat kementerian, meski dari batu bata, tapi tiang bangunannya ada yang menggunakan bambu.
"Jadi bagaimana tidak ambruk? Tiang bangunannya dari bambu," tegas dia.
Terkait upaya rekonstruksi pascagempa di Lombok, pemerintah menjanjikan akan memberi bantuan pembangunan rumah yang tahan gempa kepada masyarakat NTB yang terkena dampak gempa bumi.
"Ini bantuan, saya sudah bicara dengan Pemkab yang menerima bantuan. Yang ingin bangun lagi, harus ikut konstruksi tahan gempa yang akan dipandu PUPR," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai rapat terbatas mengenai Penanganan Bencana Alam NTB di Kantor Presiden, Jakarta.
Menurut Basuki, konstruksi rumah yang diharapkan tahan gempa harus dilakukan di kawasan rawan gempa. Untuk rumah yang mengalami rusak berat akan diberikan Rp50 juta, sementara rusak sedang Rp25 juta, dan rusak ringan mendapat Rp10 juta.
Pengalaman membangun rumah tahan gempa, baik di Provinsi Aceh maupun DI Yogyakarta, akan menjadi acuan dalam tahap rekonstruksi di Lombok. Pembangunan akan memanfaatkan sistem swakelola yaitu masyarakat bekerja sendiri dengan rancangan konstruksi rumah dari Kementerian PUPR. Bahan bangunan yang masih dapat dimanfaatkan akan digunakan untuk tambahan bahan pembangunan. (rhm)







