Jakarta, Harian Umum - Forum Purnawirawan Prajurit TNI (FPP TNI), Selasa (4/11/2025), mendatangi Bareskrim Polri dan menyerahkan sepucuk surat untuk mendesak agar kasus dugaan ijazah palsu mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi diusut tuntas.
Pengurus FPP TNI yang ke Bareskrim di antaranya Mayjen (Purn) TNI Soenarko (presidium), Kolonel (Purn) TNI Nur Syam, Brigjen (Purn) TNI Soedarto, dan Laksma (Purn) TNI Moeryono Aladin. Mereka didampingi Azam Khan, kuasa hukumnya dari Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA).
"Kami ke sini untuk meminta, mendesak Kabareskrim (Komjen Syahardiantono) mengusut ijazah Jokowi, karena kasus ini sudah berjalan lama, ramai di media sosial dan juga media mainstream," kata Soenarko kepada pers.
Mantan Danjen Kopassus itu mengakui kalau desakan ini dilakukan, juga karena Roy Suryo, Rismon Sianipar dan Tifauzia Tyassuma telah menulis buku berjudul Jokowi's White Paper di mana buku yang disusun dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa Jokowi tidak punya ijazah S1 yang dikeluarkan UGM.
"Kalau benar, ini penipuan terhadap seluruh rakyat Indonesia yang jumlahnya hampir 300 juta jiwa, ini penghinaan," tegas Soenarko.
Karena hal tersebut, Soenarko mengatakan FPP TNI mendesak Kabareskrim agar menindaklanjuti buku itu.
"Kalau tidak benar, penulis buku itu harus mempertanggungjawabkan, tapi kami meyakini itu benar," imbuhnya.
Soenarko mengingatkan Bareskrim bahwa sudah banyak orang yang berijazah palsu dipidanakan, di antaranya pelawak Nurul Qomar yang dipenjara 1 tahun.
"Jokowi menjadi presiden 10 tahun, rusak bangsa ini, masak dibiarkan (berijazah palsu)," tegas Soenarko.
Seperti diketahui, pada Desember 2024 TPUA melaporkan ijazah Jokowi yang diduga palsu, akan tetapi dengan dalih bahwa ijazah Jokowi identik dengan tiga ijazah pembanding sesama alumni UGM.
Namun, belakangan, dari penelitian Roy Suryo, Rismon Sianipar dan Tifauzia Tyassuma diketahui bahwa ketiga ijazah pembanding itu tidak sama dengan ijazah Jokowi.
Tak hanya itu, ada beberapa kejanggalan lain, antara lain bahwa meski Jokowi bergelar insinyur, akan tetapi dari pembayaran uang kuliah diketahui bahwa saat kuliah di UGM, Jokowi mengambil program sarjana muda, bukan sarjana. (rhm)







