Mataram, Harian Umum- Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terus diguncang gempa besar setelah gempa berskala 6,4 SR pada 29 Juli 2018, dan gempa berkekuatan 7 SR pada Minggu (5/8/2018).
Data bmkg.go.id menyebutkan, sejak gempa 7 SR yang mengguncang Lombok pada pukul 18:46:35 WIB, wilayah itu kembali diguncang gempa besar berskala rata-rata di kisaran 5 SR.
Gempa dengan skala ini dapat menyebabkan kerusakan besar pada bangunan.
Gempa terakhir yang mengguncang Lomboki terjadi pada Selasa (7/8/2018) pada pukul 07:13:25 dengan kekuatan 4,1 SR. Gempa berpusat di laut pada kedalaman 10 kilometer dengan kordinat -8.37 LS-116.23 BT. Gempa ini berjarak 23 kilometer Barat laut Lombok Utara.
Berikut gempa besar dengan kekuatan rata-rata 5 SR tersebut:
1. Selasa (7/8/2018) pukul 01:21:19 WIB dengan kekuatan 5,5 SR. Gempa ini berpusat di kordinat -8.18 Lintas Selatan (LS) - 116.29 Bujur Timur (BT) pada kedalaman 19 kilometer di daratan dengan jarak 21 kilometer timur laut Lombok Utara.
"Gempa tidak berpotensi tsunami," jelas situs resmi Badan Metereologi dan Geofisika (BMKG) itu.
2. Senin (6/8/2018) pada pukul 22:50:55 dengan kekuatan 5,4 SR. Gempa berpusat di kordinat -8.37 LS-116.04 BT pada kedalaman 10 kilometer di daratan. Pusat gempa ini berada di 23 kilometer Barat laut Mataram.
3. Senin (6/8/2018) pada pukul 19:06:26 dengan kekuatan 5,6 SR. Gempa berpusat di kordinat -11.5 LS-118.19 BT pada kedalaman 10 kilometer di daratan. Pusat gempa ini berada di 242 kilometer Barat daya Dumba Barat Daya, NTT.
4. Senin (6/8/2018) pada pukul 07:28:19 dengan kekuatan 5,4 SR. Gempa berpusat di kordinat -8.46 LS-116.2 BT pada kedalaman 10 kilometer di daratan. Pusat gempa ini berada di 12 kilometer Barat daya Lombok Utara, NTB.
5. Minggu (5/8/2018) pada pukul 23:49:41 dengan kekuatan 5,1 SR. Gempa berpusat di kordinat -8.18 LS-116.25 BT pada kedalaman 10 kilometer di daratan. Pusat gempa ini berada di 21 kilometer Barat laut Lombok Timur
Selain gempa besar, NTB juga diguncang gempa-gempa berskala kecil di bawah 5 SR hingga ratusan kali.
"BMKG mencatat hingga Selasa pagi pukul 07:00 WITA gempa susulan tercatat sebanyak 230 kali, namun yang guncangannya dirasakan sebanyak 16 kali" ujar Kepala Bagian Humas BMKG Indonesia Hary Djatmiko seperti dilansir ROL.
Jumlah korban tewas telah bertambah dari 82 orang menjadi 98 orang.
Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah karena masih banyak korban yang belum dapat dievakuasi dari bangunan yang ambruk, termasuk bangunan masjid dan mushollah.
Jumlah korban luka mencapai ratusan orang, dimana 98 orang di antaranya dirawat di RSUD Provinsi NTB.
Gempa Lombok pada Minggu (5/8/2018) yang berkekuatan 7 SR, diistilahkan sebagai back-arc thrust (sesar naik busur belakang) karena bersumber dari wilayah utara Nusa Tenggara, bukan di selatan pulau yang merupakan zona tumbukan (subduksi) lempeng benua Australia dan Asia.
Gempa di utara Lombok ini berasal dari pergerakan sesar atau patahan naik Flores-Lombok.
"Semula kita berharap gempa 6,4 SR pada Juli lalu itu yang terakhir, tapi ternyata belum dan itu terjadi kemarin. Yang kita khawatirkan itu terjadi," kata pakar gempa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano. (rhm)







