Jakarta Harian Umum-Disebutnya nama ibu sebanyak tiga kali karena umumnya ibu telah melewati tiga kesulitan dalam hidup. Antara lain ketika mengandung, melahirkan, hingga menyusui.
Sedangkan sosok ayah memang memiliki andil yakni dalam hal pendidikan dan nafkah bersama-sama dengan ibu.
Dalam ajaran Islam, berbakti kepada orangtua adalah kewajiban seorang anak. Anak tak mungkin bisa membalas segala kebaikan dan jasa orangtua.
Satu-satunya jalan untuk membalasnya, meski tak akan lunas, adalah dengan berbakti kepada orangtua, baik saat orangtua hidup maupun sudah meninggal.
Saat orangtua hidup, anak berusaha membahagiakan. Anak juga berkewajiban merawat orangtuanya, terlebih jika orangtua dalam kesusahan.
Ayah dan ibu sama-sama berjasa dalam kehidupan anak. Hanya saja, dalam Islam, sebagaimana diajarkan Nabi, kita diwajibkan untuk memuliakan ibu.
Bahkan, ibu disebut tiga kali oleh Rasulullah SAW, ketika seseorang menanyakan, siapa yang paling berhak dimuliakan, sebelum beliau menyebut ayah, seperti diriwayatan oleh Abu Hurairah RA:
Dari Abu Hurairah, dia berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya: ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?’ Rasul pun menjawab: ‘Ibumu’. ‘Lalu siapa lagi?’, ‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’, ‘Ibumu’. ‘Siapa lagi’, ‘Ayahmu’.”
Alasannya, menurut kitab Fath al-Bari karya Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, sosok ibu merupakan hal yang luar biasa mulia di mata Islam bagi Rasulullah SAW. Umumnya ibu melewati tiga kesulitan dalam hidup yaitu mengandung, melahirkan, hingga menyusui. Hal itu telah cukup sebagai bukti bahwa kewajiban berbakti kepada ibu lebih besar daripada kewajiban kepada bapak.
dalam hadits riwayat lain juga mengusung redaksi serupa tentang besaran bakti kepada ibu. Rasulullah bersabda, Sesungguhnya Allah berwasiat tiga kali kepada kalian untuk berbuat baik kepada ibu kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada ayah kalian, sesungguhnya Allah berwasiat kepada kalian untuk berbuat baik kepada kerabat yang paling dekat kemudian yang dekat." (HR Ibnu Majah)
Rasulullah juga pernah berpesan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib untuk mencari seseorang bernama Uwais al Qarni. Umar dan Ali dipesankan untuk meminta Uwais mendoakan pengampunan bagi diri mereka.
Usut punya usut, Uwais al Qarni ternyata adalah seorang anak yang sangat memuliakan ibunya. Rasulullah SAW bersabda,
Sesungguhnya tabi'in yang terbaik adalah seorang lelaki bernama Uwais, ia memiliki seorang ibu, dan ia memiliki tanda putih di tubuhnya. Maka temuilah ia dan mintalah ampunan kepada Allah melalui dia untuk kalian." (HR Muslim).
Imam Al-Qurthubi dalam Tafsir Al Qurthubi berpendapat, alasan yang menunjukkan kecintaan dan kasih sayang kepada seorang ibu harus tiga kali lipat dibandingkan pada seorang ayah. Sebab, seorang ibu harus melewati banyak kesulitan selama mengandung sang anak.
"Kesulitan di masa kehamilan, ketika melahirkan, serta kesulitan saat menyusui dan merawat anaknya. Hal itu hanya dialami seorang ibu, tidak seorang ayah," tulis Imam.(RR)