Jakarta, Harian Umum - Mantan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai, jika perang antara Iran vs Israel tidak dapat dikendalikan, maka dunia benar-benar berada di ambang malapetaka.
Perang itu pecah sejak 14 Juni 2025, setelah Israel menyerang sejumlah lokasi di Iran dengan dalih untuk mencegah negara itu mengembangkan teknologi nuklirnya.
"Saat ini, situasi di Timur Tengah semakin berbahaya. Jika Perang Iran-Israel menjadi “out of control”, dunia benar-benar di ambang malapetak," kata SBY melaluinakun X-nya, @SBYudhoyoni, Kamis (19/6/2025).
Menurut presiden RI ke-6 itu, masa depan dunia, dari sisi perdamaian dan keamanan, ke depan ini akan ditentukan oleh lima orang kuat (strong men). Yang pertama dan kedua adalah Benjamin Netanyahu dan Ali Khamenei. Sedangkan yang ketiga, keempat dan kelima (yang lebih kuat lagi) adalah Donald Trump, Vladimir Putin dan Xi Jinping.
"Semoga kelima pemimpin tersebut oleh Tuhan diberikan kearifan jiwa dan kejernihan pikiran dalam mengambil keputusan dan tindakan. Jangan ada salah keputusan dan “miscalculation” (salah hitung). Kalau gegabah dan salah, akan menimbulkan kematian dan kehancuran yang dahsyat di banyak bangsa dan negara," katanya.
SBY mengingatkan bahwa sejarah mencatat banyak peperangan yang berangkat dari ego dan ambisi para pemegang kekuasaan (power holders). Dari abad ke abad, selalu ada “warlike leaders“ (pemimpin yang sangat gemar berperang). Padahal, sejatinya manusia sedunia lebih mencintai kedamaian dan perdamaian.
"Perang besar, apalagi Perang Dunia ke-3, masih bisa dicegah. Harus bisa dicegah. Waktu dan jalan masih ada," pungkasnya.
Seperti diketahui, hingga kini perang Iran vs Israel masih berlangsung. Reuters melaporkan, menurut pejabat militer Israel pada Kamis (19/6/2025) pagi waktu Timur Tengah beberapa rudal Iran menghantam daerah berpenduduk di Israel, termasuk sebuah rumah sakit di bagian selatan negara itu.
"Jejak rudal dan upaya intersepsi terlihat di langit Tel Aviv, dengan ledakan terdengar saat proyektil yang datang dicegat militer Israel," kata Reuters.
Media Israel juga melaporkan adanya serangan di Israel bagian tengah. Layanan darurat mengatakan, lima orang terluka parah dalam serangan itu dan puluhan lainnya terluka di tiga lokasi terpisah, sementara orang-orang masih terjebak di sebuah gedung di lingkungan selatan Tel Aviv.
Foto-foto yang beredar memperlihatkan bangunan-bangunan rusak parah di Ramat Ghan dekat Tel Aviv dan para pekerja darurat membantu penduduk, termasuk anak-anak. Pusat Medis Soroka di Beersheba, di Israel selatan, melaporkan telah mengalami kerusakan.
Garda Revolusi Iran mengatakan bahwa mereka menargetkan markas besar militer dan intelijen Israel di dekat rumah sakit.
Di Iran, kantor berita ISNA melaporkan bahwa sebuah area di dekat fasilitas air berat fasilitas nuklir Khondab menjadi sasaran Israel.
Sebelumnya, kantor berita semi-resmi Iran, SNN, melaporkan pertahanan udara diaktifkan di Teheran, untuk mencegat pesawat tanpa awak yang dikirimkan Israel di pinggiran ibukota Iran tersebut.
SNN juga melaporkan telah menangkap 18 "agen musuh" yang sedang membangun pesawat tanpa awak untuk serangan Israel di kota Mashhad di timur laut.
Beberapa penduduk Teheran, kota berpenduduk 10 juta orang, pada Rabu (18/6/2025) berbondong-bondong meninggalkan kota itu, membuat jalan raya yang menuju ke luar kota itu macet parah.
Arezou, seorang warga Teheran berusia 31 tahun, mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa dia telah sampai di kota resor terdekat Lavasan.
"Rumah teman saya di Teheran diserang dan saudara laki-lakinya terluka. Mereka warga sipil," katanya.
Sejak perang pecah, Iran telah menembakkan sekitar 400 rudal ke Israel, sekitar 40 di antaranya telah menembus pertahanan udara, menewaskan 24 orang, semuanya warga sipil, menurut otoritas Israel.
Salvo rudal Iran menandai pertama kalinya dalam beberapa dekade perang bayangan dan konflik proksi bahwa sejumlah besar proyektil yang ditembakkan dari Iran telah menembus pertahanan, menewaskan warga Israel di rumah mereka.
Iran melaporkan sedikitnya 224 warganya tewas akibat serangan Israel, sebagian besar warga sipil, tetapi belum memperbarui data tersebut selama berhari-hari.
Kantor berita aktivis Iran yang berbasis di AS, HRANA, mengatakan 639 orang tewas dalam serangan Israel ke Iran, dan 1.329 orang terluka hingga 18 Juni. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen. (rhm)






