Teheran, Harian Umum - Konflik Iran vs Israel semakin sengit pasca serangan Israel ke Iran pada Jumat (13/6/2024), yang menewaskan sejumlah petinggi negara itu, termasuk kepala staf angkatan bersenjata Iran, Mohammad Bagheri.
Al-Jazeera melaporkan, hari ini, Sabtu (14/6/2025), Iran menembakkan sejumlah rudal ke beberapa lokasi di Israel sebagai serangan balasan.
"Rudal Iran telah menargetkan sejumlah lokasi di Israel, melukai sedikitnya 40 orang, sebagai balasan atas serangan Israel yang terus berlanjut terhadap Iran," kata Al-Jazeera.
Sumber resmi di Iran mengatakan, serangan Israel pada Jumat kemarin menewaskan 78 orang, termasuk pejabat militer senior, dan melukai lebih dari 320 orang.
Namun, militer Israel dikabarkan masih terus melancarkan serangan terhadap sejumlah kota, lokasi militer, dan fasilitas nuklir di Iran.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan Israel bahwa mereka "harus siap menerima hukuman berat" menyusul "kejahatan" menyerang Iran dan menewaskan beberapa komandan militer tingkat atas dan enam ilmuwan nuklir.
Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baqaei Iran kepada kantor berita semi resmi Iran, Tasnim, menuduh Amerika Serikat (AS) berada di belakang serangan Israel ini, sehingga perundingan Iran dengan AS terkait nuklir, tak lagi berarti.
Ia meyakini, serangan itu tidak akan terjadi tanpa izin Washington.
"Pihak lain (AS) bertindak dengan cara yang membuat dialog tak berarti," kata Baqaei.
Perundingan itu sudah berlangsung beberapa bulan dengan tujuan untuk mengendalikan program nuklir Iran.
"Anda tidak dapat mengklaim berunding dan pada saat yang sama membagi pekerjaan dengan membiarkan rezim Zionis (Israel) menargetkan wilayah Iran," kritik Baqaei.
Dari Tel Aviv dilaporkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan operasi militer akan terus berlanjut selama diperlukan. (man)


