Jakarta, Harian Umum - Lima aktivis senior Jakarta yang dalam satu dekade lalu (2003-2013) pernah dikenal sebagai Pandawa Lima, sepakat untuk kembali berjalan bersama dan menjadi mitra strategis Gubernur Jakarta Pramono Anung.
Selama ini, sejak Pandawa Lima vakum, mereka kembali menjalani aktivitasnya sebagai aktivis secara sendiri-sendiri, tidak lagi dalam satu koordinasi dalam konsep presidium seperti Pandawa Lima.
Kelima aktivis senior tersebut adalah
1. Amir Hamzah (pengamat intelijen dan geopolitik)
2. Rico Sinaga (ketua Aliansi Masyarakat Jakarta/Amarta)
3. Tom Pasaribu (direktur eksekutif Komite Pemantau dan Pembedayaann Parlemen Indonesia/ KP3I)
4. Sugiyannto (ketua Himpunan Masyarakat Nusantara/Hasrat)
5. Syaiful Jihad ,(direktur eksekutif Jakarta Public Service/JPS).
Rico mengatakan, mereka sepakat untuk menghidupkan kembali Pandawa Lima atas saran sejumlah pejabat senior di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
"Awalnya kita diajak ngopi oleh seorang pejabat senior. Sambil ngopi, kami ngobrol-ngobrol dan kemudian dia tanya kenapa tidak mengaktifkan lagi Pandawa Lima? Dan pertanyaan ini pun kemudian kami dalatkan dari pejabat senior yang lain yang.memang mengetahui persis tentang Pandawa Lima," kata Rico saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (7/8/2025).
Salah satu dari pejabat itu, sambung Rico, memberitahu kalau dia pernah mengobrol dengan Gubernur Pramono Anung, dan menyarankan bahwa jika ingin pemerintahannya kondusif, bernitralah dengan Pandawa Lima.
"Dan pejabat itu juga menyarankan kami agar mengaktifkan lagi Pandawa Lima," imbuh Rico.
Menurut dia, usulan itu menarik karena realitas yang ia lihat adalah memang tidak mudah bagi Pramono untuk mengemban tugas sebagai gubernur Jakarta periode 2024-2029, karena saat Pilkada Jakarta 2024 yang dia menangkan, Pramono hanya diusung oleh PDIP dan Partai Hanura, sementara rivalnya, yakni Ridwan Kamil dan Suswono, diusung 14 Parpol, seperti Golkar, Nasdem, PAN, Demokrat dan.lain-lain.
"Dengan hanya diusung dua Parpol, di mana Hanura tidak punya kursi di DPRD DKI Jakarta, perjuangan Pramono di DPRD berat karena bisa saja ketika ada kebijakan yang harus diputus melalui mekanisme voting, Pramono akan kalah suara," imbuh Rico.
Dan tak hanya itu, lanjut Rico, bisa saja partai-partai pendukung Ridwan Kamil - Suswono yang kalah di Pilkada Jakarta 2017 akan menjegal apapun kebijakan Pramono agar masyarakat Jakarta memiliki penilaian negatif terhadap gubernurnya itu.
'Karena alasan ini pula maka kami sepakat menghidupkan kembali Pandawa Lima untuk membantu Pramono agar dapat menjalankan tugasnya sebagai gubernur dengan baik," imbuh Rico.
Dari penjelasan kelima aktivis Pandawa Lima selama konferensi pers, diketahui mengapa setelah tahun 2013, Pandawa Lima vakum dan para personelnya kemudian jalan sendiri-sendiri. Alasannya adalah karena dinamika politik yang terjadi di Jakarta pasca Pilkada Jakarta 2012 yang dimenangkan Joko Widodo (Jokowi) - Ahok.
Sebab, kelima aktivis Pandawa Lima ternyata memiliki pemikiran dan orientasi yang ukuknya sama. Ketika Sutiyoso mencalonkan diri sebagai Cagub petahana pada Pilkada Jakarta 2002, mereka mendukungnya. Juga ketika Fauzi Bowo maju di Pilkada Jakarta 2007.
"Ketika Jokowi - Ahok mencalonkan diri di Pilkada Jakarta 2012 melawan Fauzi Bowo - Nahrowi Ramli, kami terbelah karena ada yang mendukung Jokowi - Ahok, dan ada yang mendukung Fauzi Bowo - Nahrowi Ramli," jelas Syaiful Jihad.
Tanda-tanda kevakuman Pandawa Lima telah mulai dirasakan setelah Jokowi - Ahok menang, dan membentuk Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP), karena pada tahun 2013 aktivis Pandawa Lima mulai jalan sendiri-sendiri, sehingga Pandawa Lima vakum.
"Nah, sekarang, karena kami.melihat Pramono agaknya akan menghadapi banyak masalah, kemudian ada juga yang menyarankan agar Pandawa Lima aktif lagi, dan kebetulan pada Pilkada Jakarta 2024 kemarin kami semua mendukung Pramono meski dengan cara masing-masing, maka kita sepakat untuk mengaktifkan lagi Pandawa Lima," tegas Syaiful Jihad.
Dari keterangan Amir Hamzah dan Tom Pasaribu terungkap banyak manfaat yang didapat Gubernur Sutiyoso dan Gubernur Fauzi Bowo ketika bermitra dengan Pandawa Lima, di antaranya soal pembatasan jam operasional truk, pelibatan KPK dalam pembahasan APBD, terpilihnya Edy Waluyo dari Fraksi ABRI sebagai Ketua DPRD DKI Jakarta, dan lain-lain. (rhm)







