Jakarta, Harian Umum-Anggota komisi B DPRD DKI Jakarta, Wahyu Dewanto menuturkan penerapan PSBB selama tiga tahap itu berdampak terhadap psikologi masyarakat. Selama ini, ungkapnya, masyarakat hanya disuguhkan data-data fluktuatif terkait penyebaran Covid-19 di ibu kota.
"Coba dibuka komponennya apakah sisi yang kena positif Covid-19 itu dari penduduk Jakarta, atau memang dari pendatang. Jadi seolah olah sekarang Jakarta memang paling tinggi betul, tapi dilihat bagaimana kesiapannya Jakarta. Baik rumah sakitnya, kesiapan test nya semua segala macem," katanya.
Dia menilai, Provinsi DKI Jakarta siap menerapkan kenormalan baru dengan tidak melanjutkan PSBB. Baik dari sisi infrastruktur kesehatan, pendidikan dan sektor lainnya. Namun, ungkapnya, jika PSBB dilanjutkan maka harapan untuk warga Jakarta akan musnah.
"Di samping itu yang paling bahaya adalah kalau tidak ada harapan. Jadi selama ini positif banyak terus meningkat terus meningkat tapi tidak bisa dikendalikan jauh lebih berbahaya. Nah Jakarta Alhamdulillah menurut hemat kami dari data-data yang kami baca setidaknya sudah bisa mengendalikan," jelasnya.
Saat ini, tegasnya, perpanjangan PSBB tidak hanya berdampak pada terjadinya krisis ekonomi, tapi krisis sosial juga. Dia memastikan, Jakarta telah mengalami krisis ekonomi sejak PSBB diterapkan.
"Dampak sosial harus diperhatikan juga. Jadi dampak sosial dengan ekonomi sekarang sudah berada. Kalau dibilang krisis ekonomi, sekarang lagi krisis. Tapi sosialnya bagaimana, tingkat kriminalitas bagaimana, itu mesti di pikirkan. Nah harusnya pemprov itu berfikir yang lebih efektif, yang lebih inovatif," tegasnya. (hnk)