Jakarta, Harian Umum- Produkai sampah di 11 pulau berpenghuni di Kabupaten Kepulauan Seribu akan dikelola dengan menggunakan alat incenerator, sehingga proses penanganan limbah rumah tangga di wilayah kepulauamnitu akan lebih efektif dan efisien.
"Pengadaan alat itu sudah diusulkan Sudin (Suku Dinas) Lingkungan Hidup, dan akan direalisasikan tahun depan," ujar Bupati Kepulauan Seribu Husein Murod kepada harianumum.com di kantornya, Gedung Mitra Praja, Sunter, Jakarta Utara, Senin (20/8/2018).
Diakui, persoalan sampah di wilayahnya termasuk persoalan rumit, karena selain penduduk pulau masih gemar membuang sampai ke pantau dan laut, juga proses pembuangannya ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah di Pulo Gebang, Bekasi, menempuh prosedur yang panjang dan makan waktu.
Ia mencontohkan proses pembuangan sampah dari Pulau Panggang. Karena pantai pulau ini dangkal, maka Kapal Pengangkut Sampah terpaksa sandar di Pulau Karya. Dari pulau itu, petugas pengangkut sampah menyebarang ke Pulau Panggang dengan perahu untuk mengambil sampah di pulau itu, dan kembali ke kapal.
"Kapal Pengangkut Sampah lalu berlayar ke pulau-pulau yang lain. Setelah sampah dari semua pulau terangkut, barulah kapal membawanya ke salah satu pelabuhan di Jakarta Utara, dan dengan truk, sampah dibawa ke TPA Bantar Gebang," imbuhnya.
Ia mengakui, aktifitas ini bisa terganggu saat musim barat dimana angin laut bertiup kencang dan ombak bisa mencapai 2 meter atau lebih.
"Karena itu, solusi untuk mengatasi masalah sampah ini adalah dengan mengolahnya di pulau, baik menjadi pupuk, didaur ulang, dan dibakar dengan incenerator," katanya.
Ketika ditanya apakah tenaga untuk penggunaan alat ini telah disiapkan? Husein mengiyakan.
Ia juga mengatakan akan memberdayakan penduduk pulau agar program ini efektif dan berhasil, karena di Kepulauan Seribu juga sudah ada Satgas Sampah dan Bank Sampah.
"Nanti bisa disinergikan karena bagaimana pun lingkungan pulau harus dijaga kebersihannya, kecantikannya dan keindahannya, karena dapat mempengaruhi sektor pariwisata yang menjadi salah satu tulang punggung Kabupaten Kepulauan Seribu," katanya.
Meski demikian Husein juga mengakui, permasalahan sampah di wilayahnya bukan hanya bersumber dari warga setempat, namun juga dari 13 sungai yang mengalir di Jakarta dan bermuara di Teluk Jakarta.
"Sampah dari Teluk Jakarta itu terbawa arus laut ke pulau-pulau," katanya.
Terkait hal ini, pada Minggu (19/8/2018), Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menggelar aksi menyelam sambil memungut sampai di 73 laut di Indonesia, dimana satu titik di antaranya di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Namun 62 penyelam dari Komunitas Diver Peduli Laut Indonesia yang dilibatkan dalam aksi ini, juga menyelami laut di Pulau Panggang dan Pulau Pari, untuk memunguti sampah hingga ke dasarnya. Husein hadir dalam acara ini dan ikut memunguti sampah di Pulau Panggang.
Data Sudin Lingkungan Hidup Kabupaten Kepulauan Seribu menyebutkan, berikut sampah yang terbawa arus laut, produksi sampah di wilayahnya mencapai 9 ton/hari.
Husein mengatakan, untuk mengurangi masuknya sampah dari 13 sungai ke Teluk Jakarta, di titik-titik tertentu di sepanjang aliran sungai yang menuju teluk perlu dipasangi jaring-jaring yang menghalangi aliran sampah.
"Setahu saya jaring-jaring itu sudah ada, tapi mungkin perlu ditambah agar lebih efektif," katanya.
Namun ia mengatakan, pemasangan jaring itu bukan wewenang Pemkab Kepulauan Seribu karena aliran ke-13 sungai berada di darat, di lima kota administrasi. (rhm)







