Jakarta, Harian Umum - Salah satu aksi demontrasi yang melakukan pasung Semen pada kakinya meninggal. Patmi, Perempuan berusia 48 tahun meninggal pada Selasa dinihari, 21 Maret 2017, pukul 02.55, di Rumah Sakit Saint Carolus, Jakarta Pusat.
Ketua Bidang Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia Muhammad Isnur mengatakan, Patmi sempat mengeluh tubuhnya sakit dan muntah-muntah setelah mandi pukul 02.30, sehingga harus dibawa kerumah sakit.
"Dokter yang menerima menyatakan, Ibu Patmi kena kematian mendadak. Detailnya tidak kami dapatkan," ujar Isnur di kantor LBH Jakarta, Selasa, 21 Maret.
Isnur menceritakan kejadian sebelum Patmi meninggal. Pukul 02.30, Patmi ke kamar mandi. untuk membersihkan diri setelah seharian ikut aksi. Namun, di tengah mandi, Patmi tiba-tiba berteriak dan merasakan sakit di dada.
Dokter Herlina, salah satu dokter yang menjadi pendamping peserta aksi, meminta Patmi duduk sementara. Saat itu juga Patmi muntah-muntah. Melihat kondisinya semakin memburuk, dia dilarikan ke rumah sakit terdekat. Isnur tak menyangka teriakan Patmi di kamar mandi berujung kematian. Patmi dibawa ke kampung halamannya di Pati, Jawa Tengah, pada pukul 09.00.
Dokter Herlina menduga Patmi meninggal karena serangan jantung.
"Dokter Herlina menjelaskan ada dugaan serangan jantung, itu dugaan yang kami temukan," Ujarnya
Patmi yang datang bersama lebih dari 50 warga Kabupaten Pati dan Rembang melakukan aksi Dipasung Semen pada kedua kakinya sebagai bentuk protes terhadap pemerintah pusat dan daerah atas pengoperasian pabrik semen milik PT Semen Indonesia di Rembang. Dalam aksinya, mereka didampingi dan selalu dimonitor tim dokter dari YLBHI.







