Jakarta, Harian Umum - Ada yang menarik saat Presiden Prabowo Subianto mereshufffle kabinetnya pada tanggal 17 September 2025 lalu, karena di antara pejabat baru yang dilantik "terselip" nama Jenderal Pol Ahmad Dofiri yang didapuk menjadi Ketua Tim Reformasi Kepolisian.
Pelantikan itu hanya beberapa hari sebelum Prabowo terbang ke New York pada Sabtu (21/9/2025) malam untuk mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi Persatuan Bangsa-bangsa (KTT PBB).
Namun, kemudian muncul Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membentuk Tim Transformasi Keokisiaan, sehingga berkembang isu yang menyebutkan bahwa tim ini merupakan tim tandingan yang dipimpin Ahmad Dofiri, dan merupakan bentuk perlawanan Kapolri terhadap Prabowo.
Terkait hal ini, Pengamat Intelijen dan Geopolitik Amir Hamzah membantahnya.
"Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Ring 1 Kepresidenan, pembentukan Tim Transformasi Kepolisian yang dilakukan oleh Kapolri adalah atas perintah Presiden Prabowo Subianto," kata Amir di Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Ia menjelaskan, berdasarkan informasi dari lingkaran dalam Istana tersebut, garis-garis besar tugas Tim Transformasi adalah untuk melakukan pemetaan secara internal tentang situasi, kondisi dan permasalahan yang berkaitan dengan eksistensi Polri.
Pemetaan tersebut mencakup sektor institusi, organisasi, manajemen, sumber daya manusia, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan eksistensi Polri.
“Laporan dari hasil kerja Tim Transformasi ini akan dilaporkan oleh Kapolri kepada Presiden Prabowo setelah beliau kembali dari lawatannya keluar negeri,” imbuh Amir.
Selanjutnya, sambung pengamat senior ini, laporan dari Tim Transformasi digunakan oleh Presiden Prabowo untuk membentuk Komisi Reformasi Polri yang keputusannya akan diumumkan beberapa saat setelah Presiden tiba di Tanah Air.
"Jadi, isu bahwa pembentukan Tim Transformasi Keokisiann oleh Kapolri itu tidak benar, dan saya harap masyarakat tidak keliru dalam menyikapi pembentukan Tim Transformasi Kepolisian oleh Kapolrii," pungkss Amir. (rhm)