Jakarta, Harian Umum - Oposisi masih menggeliat meski putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak gugatan dugaan adanya kecurangan pada Pilpres 2024 yang dimohonkan Paslon 01 Anies-Muhaimin dan Paslon 03 Ganjar-Mahfud, telah menghancurkan perjuangan mereka untuk membebaskan Indonesia dari cengkeraman oligarki dan antek-anteknya.
Sebab, putusan MK itu menolak gugatan 01 dan 03, dan putusan itu telah ditindaklanjuti oleh KPU dengan menetapkan Paslon 02 Prabowo-Gibran sebagai presiden dan Wapres terpilih pada Pilpres 2024.
Terbukti, pada Sabtu (18/5/2024), dua elemen oposisi, yakni Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi (KNPD) dan Front Penyelamat Reformasi Indonesia (FPRI), kembali menggelar diskusi progresif di kawasan di Jalan Pengeran Diponegoro 72, Menteng, Jakarta Pusat, dengan tema "Nafas Demokrasi, Roh & Jiwa Kedaulatan Rakyat".
Diskusi ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Pengamat Kebijakan Publik Marwan Batubara; Guru Besar Besar HTN UKI Jakarta yang juga Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila John Pieris; dan praktisi hukum Kamaruddin Simanjuntak yang hadir secara daring.
Selain itu juga hadir dua orang mahasiswa, salah satunya mahasiswa yang tergabung dalam HMI, Rojak.
"Acara ini diselenggarakan khusus untuk mahasiswa yang saat ini harus menghadapi mahalnya biaya kuliah, bahkan UKT (uang kuliah tunggal) dinaikkan berkali-kali lipat, sehingga mereka protes," kata Ketum KNPD Zulkarnain sebelum acara dimulai.
Selain itu, kata dia, selama ini mahasiswa ikut menjadi bagian dalam melakukan perlawanan terhadap Rezim Jokowi yang telah mencabik-cabik demokrasi dan merampas kedaulatan rakyat dengan membangun dinasti politik dan diduga mencurangi Pilpres agar dapat terus berkuasa melalui anaknya (Gibran Rakabuming Raka).
Zulkarnain bahkan menyebut, Ketua DPC GMNI Jakarta Selatan, Dendy, yang termasuk vokal terhadap pemerintahan Jokowi, di-drop out (DO) dari kampus tempatnya kuliah.
"Saya tidak tahu kenapa dia di-DO, tapi dia memang termasuk yang aktif demo dan bertetangan dengan kebijakan-kebijakan pemerintahan Jokowi yang dinilai tidak pro rakyat," katanya.
Zulkarnain mengakui kalau dengan diselenggarakannya diskusi ini, diharapkan semangat perlawanan mahasiswa tidak drop, sekaligus untuk menunjukkan kepada pemerintah maupun dunia bahwa oposisi masih bergerak demi NKRI, meski putusan MK menolak gugatan Paslon 01 dan 03.
Zulkarnain bahkan mengatakan, pihaknya sudah tahu kalau putusan MK akan menolak gugatan Paslon 01 dan 03, karena kecurangan Pilpres 2024 yang digugat kedua Paslon itu berpangkal dari terbitnya putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang membuat putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi Cawapres 02, berpasangan dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang menjadi Capres-nya.
Ketika ditanya, hingga kapan gerakan KNPD dan FPRI dilakukan?
"Hingga Rezim.Jokowi jatuh," katanya.
Zulkarnain mengakui tak takut sekalipun ada yang mengancam dirinya atas perjuangannya ini.
"Saya tidak ada rasa takut ataupun gentar kepada siapapun," katanya. (rhm)