Belanda, Harian Umum - Pemilu Belanda telah menarik perhatian dunia, menyusul isu pengungsi dan imigran muslim yang terus dikumandangkan belakangan ini. Kandidat terkuat perdana menteri Belanda, Geert Wilders, berjanji jika dirinya terpilih akan menghapus Islam dari Negara Kincir Angin itu.
Seperti dilansir ABC News, Senin 13 Maret 2017, Wilders akan menantang perdana menteri inkumben Mark Rutte dalam pemilihan umum yang digelar Rabu 15 Maret lusa. Sejumlah pemimpin sayap kanan Belanda menggunakan isu itu untuk mendulang dukungan, termasuk Wilders dari Partai Kebebasan (PVV).
Wilders sudah lama menegaskan dirinya seorang yang sangat anti-Islam, anti-imigrasi dan anti-Uni Eropa. Dan dia selalu memimpin dalam beberapa jajak pendapat sebelum ini. Media internasional menggambarkan dia sebagai Donald Trump-nya Belanda. Namun Wilders lebih ekstrim dari Trump.
Tidak seperti Trump, yang sampai 2016 tidak pernah terlibat pejabat publik , Wilders telah berada di Parlemen Belanda selama hampir 20 tahun. Dia mulai mendirikan Partai Kebebasan pada 2004 setelah meninggalkan partai tengah-kanan VVD.
Pada 2010, ia berhasil memenangkan 24 kursi di Parlemen Belanda bagi partainya setelah mengamankan 15 persen suara.
Wilders selalu mengkampanyekan gerakan anti Islam dalam setiap kesempatan tampil di muka umum. Bahkan dia mengancam akan menutup mesjid dan melarang al-Quran.
Dia bersumpah untuk menghapus Islam dari Belanda dengan menutup masjid-masjid dan sekolah Islam, melarang al-Quran dan mengusir pencari suaka, imigran dan pengungsi dari negara-negara Islam.
Beberapa pakar menyebutkan bahwa meski PVV memenangkan suara populer, akan tetapi Wilders akan sulit menjadi Perdana Menteri, mengingat dia harus mencari banyak koalisi. Namun partai-partai lain menyatakan tak akan bersedia berkoalisi membentuk pemerintahan,karena sikapnya yang anti Islam.Belanda merupakan rumah bagi 6 persen warga muslim dari total penduduk Belanda, dimana sebagian besar berasal dari Maroko dan Turki.