Jakarta, Harian Umum - Tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Puncak, Bogor pada Minggu (2/3/2025) hingga Selasa (4/3/2025) dini hari membuat debit air di bendung Katulampa meningkat drastis dan ditetapkan dalam status Siaga 1. Gelontoran airnya membuat debit air Sungai Ciliwung dan sungai-sungai lain yang melintasi wilayah Jabodetabek ikut meningkat.
Dampaknya, wilayah Jabodetabek yang dilintasi sungai-sungai itu mengalami limpahan air yang membuat pemukiman, jalan dan fasilitas umum lainnya tergenang.
Kondisi ini diperparah oleh hujan yang juga mengguyur Jabodetabek, dan buruknya sistem drainase yang membuat aliran air di selokan tidak lancar.
Menurut data yang dihimpun, Selasa (4/4/20259, di Bekasi banjir antara lain terjadi di Villa Nusa Indah 1 dan 2, Pondok Gede Permai, Bumi Mutiara, Kemang Ifi, Jembatan Montreal Kota Wisata, Citra Indah Jonggol, Taman Galaxy.
Di Jakarta, menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), banjir terjadi di 77 RT dengan rincian 10 RT di Jakarta Barat, 42 RT di Jakarta Selatan, dan 25 RT di Jakarta Timur. Ketinggian air beragam, sampai ada yang mencapai 5 meter.
Di wilayah Jakarta Selatan, banjir antara lain terjadi di Jalan Nis, Cilandak Timur.
Di Tangerang Selatan, Banten, menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangerang, Andia S Rahman, banjir terjadi di 14 titik yang berada di Kecamatan Larangan, Ciledug, Cimone, Karawaci, dan Periuk. Banjir dengan ketinggian air 50 hingga 70 cm ini diakibatkan luapan Kali Angke.
Di Depok, menurut Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Damkar Kota Depok Denny Romulo dalam keterangannya, Selasa (4/3/2025), banjir terjadi di 15 titik, antara lain di Jalan Kampung Kapling, Pancoran Mas, Jalan Utan Jaya Citayam, Perumahan Sukmajaya Permata, Gang Janur Cilodong dan Tanah Baru.
Di Bogor yang menjadi sumber air yang membanjiri Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi, pada Minggu (2/3/2025) terjadi banjir bandang di kawasan Puncak, sehingga menurut catatan BPBD setempat, 363 orang mengungsi.
Banjir ini merusak 16 rumah dengan skala berat, 24 rumah rusak ringan dan 1 rumah rusak sedang.
Kompas.com mengabarkan, banjir di Bogor memutus enam jembatan, termasuk Jembatan Hankam di Cisarua yang merupakan akses utama penghubung Desa Lewimalang dan Jogjogan.
Seperti dilansir TVOne, saat mengunjungi lokasi banjir bandang tersebut, Gubernur Jawa Barat Deddy Mulyadi mengatakan, banjir bandang diakibatkan oleh terjadinya perubahan fungsi lahan.
"Kita akan kembalikan fungsinya, karena Puncal ini merupakan wilayah resapan air," katanya.
Kawasan Puncak sejatinya merupakan kawasan resapan air, akan tetapi kawasan itu kini telah berubah menjadi kawasan bisnis perhotelan, perumahan dan lain-lain.
Kementerian ATR/BPN pun memastikan upaya untuk menjadikan Kawasan Puncak Bogor dan sekitarnya sebagai catchment area masih menjadi komitmen dan akan terus dilaksanakan.
Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga Kementerian ATR/BPN Risdianto Prabowo menuturkan, ada aspek integrasi aliran sungai hulu ke hilir karena melintasi kawasan kota di Jadebotabek.
"Sudah banyak bangunan yang melanggar tata ruang kami bongkar, saya akan update segera data mengenai penertiban tata ruangnya," ujar Risidanto, Selasa (4/3/2025).
Pembongkaran ini sekaligus upaya dalam menjadikan kawasan Puncak Bogor sebagai daerah tangkapan air sebagaimana tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jabodetabekpunjur melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2020.
"Pembongkaran ini juga melibatkan beberapa kementerian dan pemerintah daerah," tegas Risdianto. (man)




