INDONESIA akan terang jika hukum dapat ditegakkan. Artinya, Jokowi harus diadili untuk dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan politik yang telah dia lakukan.
--------------------------
Oleh: M Rizal Fadillah
Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Mahasiswa bergerak merupakan fenomena politik bagus sebagai penggugah bagi elemen rakyat lain untuk menyuarakan hal yang sama. Suara mahasiswa adalah gaung dari aspirasi rakyat yang terpendam. Mahasiswa merupakan agen perubahan sosial. Terbiasa untuk bangkit di saat kritis.
Bagi pemerintah, gerakan bertema Indonesia Gelap menjadi warning bahwa pemerintahan Prabowo dikritisi dan tidak boleh merasa nyaman dengan politik asoy geboy. Nikmat bersama Gibran seolah-olah dipercaya penuh oleh rakyat, tidak peduli dengan semangat perubahan yang lama diinginkan rakyat.
Mahasiswa berteriak karena pemerintahan Prabowo beku dan tidak memberi harapan. Kepercaan rakyat yang diklaim ternyata semu, bahkan palsu. Kuat keyakinan bahwa Prabowo menjadi presiden berdasarkan kecurangan kerja Jokowi.
Latar belakang gerakan mahasiswa adalah kekecewaan atas puja-puji kepada Jokowi. Prabowo hanya kepanjangan tangan Jokowi yang dinilai rakyat telah gagal memimpin bangsa. Sebagaimana rilis OCCRP, Jokowi memang korup, kolusif dan menjalankan politik dinasti. Seluruhnya kriminal. Jokowi juga pelanggar HAM berat dalam kasus KM 50 misalnya, lebih membela PKI ketimbang TNI dan rakyat yang ikut menumpasnya.
Jokowi pembohong dan pengkhianat. Kebijakan Jokowi dalam kasus Rempang dan PIK 2 dinilai menjual dan membahayakan kedaulatan negara. Sayangnya, Prabowo berkhidmat dan sangat mengapresiasi Jokowi. Mahasiswa tentu marah.
Indonesia akan terang jika hukum dapat ditegakkan. Artinya Jokowi harus diadili untuk diminta pertanggungjawaban atas kejahatan politik yang dilakukannya, baik KKN, pelanggaran HAM, pengkhianatan negara, nepotisme atau berbagai kebohongan publik.
Prabowo tidak boleh melanjutkan pemerintahan model Jokowi. Jika demikian, dan tanda-tanda itu ada, maka Prabowo akan menjadi bulan-bulanan dari kekecewaan rakyat. Dibenci dan menjadi musuh rakyat.
Indonesia menjadi terang untuk dua pilihan. Pertama, tangkap dan adili Jokowi; atau kedua, Prabowo-Gibran lengser.
Pilihan sehat tentu Jokowi adili, tapi jika peluang itu ditutup rapat, apa boleh buat, Prabowo yang harus tumbang, terpaksa ditumbangkan.
Hal itu menjadi permulaan dari rekonstruksi, restorasi, rekonsiliasi, atau reformasi negeri kembali.
27 Februari 2025







