Jakarta, Harian Umum- Aktivitas Gunung Anak Krakatau pasca longsor pada Sabtu (22/12/2018) malam yang memicu gelombang tsunami di pesisir Pandeglang dan Serang, Banten, serta Lampung Selatan, agaknya kian mengkhawatirkan.
Pada Rabu (26/12/2018), warga Banten kembali heboh karena Cilegon dan Serang dihujani abu vulkanik yang diduga berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.
“Itu cuma bukti gunung meletus besar, gitu saja. Abu vulkanik biasa untuk gunung meletus, umumlah. Di bumi tanah jadi subur," kata Kepala Bidang Mitigasi Tata Usaha PVMBG I Gede Suantika seperti dilansir detikcom.
Ia juga mengatakan kalau abu vulkanik dari letusan Gunung Anak Krakatau sebagian besar jatuh ke laut dan hanya sedikit yang terarah ke Kepulauan Seribu dan Banten.
"Tidak apa-apa itu,” tegasnya.
Berdasarkan data yang dikutip harianumum.com dari situs bom.gov.au, situs resmi Biro Metereologi Australia yang berpusat di Darwin, diketahui kalau pada Rabu kemarin Gunung Anak Krakatau meletus dan menyemburkan abu vulkanik setinggi 5.500 kaki ke barat daya gunung setinggi 813 meter dari permukaan laut (mdpl) itu, dan semburan abu vulkanik setinggi 1.800 kaki yang mengarah ke timur.
Letusan ini membuat biro itu mengeluarkan volcano ash (VA) advisory atau peringatan abu vulkanik, bagi maskapai penerbangan yang memiliki rute melalui perairan Selat Sunda.
"Aviation color code: Red," jelas data yang dirilis pada Rabu (26/12/2018) pukul 21:40 GMT atau Kamis (27/12/2018) pukul 05:00 WIB tersebut.
Biro Metrologi Australia itu juga meramalkan bahwa dalam 6, 12 dan 18 jam setelah letusan kemarin, Gunung Anak Krakatau kemungkinan masih akan menyemburkan abu vulkanik hingga setinggi 180 kaki atau 1.800 meter.
Seperti diketahui, Gunung Anak Krakatu meletus sejak Juni 2018 dan belum berhanti hingga hari ini.
Letusannya pada Sabtu (22/12/2018) malam membuat dinding gunung itu longsor dan menciptakan tsunami yang menghantam kasawan pesisir Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan.
Hingga Rabu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban tewas akibat bencana ini telah mencapai 430 orang, sementara yang luka 1.495 orang, yang hilang 159 orang dan yang mengungsi 21.991 orang.
Mengenai semburan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau saat meletus pada Rabu kemarin, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan begini melalui akun Twitter-nya, @Sutopo_PN.
"Angin dominan ke arah barat daya membawa abu vulkanik erupsi Gunung Anak Krakatau dominan. Namun pada ketinggian tertentu angin ada yang ke arah timur sehingga hujan abu dan pasir tipis di Cilegon dan sebagian Serang. Status Gunung Anak Krakatau masih Waspada (Level 2)". (rhm)