Jakarta, Harian Umum - Menjelang pendaftaran calon peserta Pilkada Serentak 2024 pada 27-29 Agustus mendatang, nama-nama yang akan berpartisipasi pada kontestasi tersebut makin banyak bermunculan di 545 provinsi/kabupaten/kota yang akan menyelenggarakannya, termasuk Jakarta.
Setelah Gerindra menyatakan akan mengusung mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024, PDIP dan PKB dikabarkan akan mengusung Anies Baswedan - Prasetyo Edi Marsudi di Pilkada yang sama.
Anies merupakan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) dan gubernur Jakarta periode 2017-2022, sedang Prasetyo merupakan kader PDIP yang menduduki jabatan ketua DPRD DKI Jakarta hingga 2 periode (2009-2014 dan 2019-2024).
Isu tentang duet Anies-Prasetyo itu antara lain disampaikan Pengamat Kebijakan Publik Amir Hamzah.
"Iya, infonya mereka akan deklarasi dalam waktu dekat ini," katanya di Jakarta, Rabu (5/6/2024).
Ia menyebut bahwa keputusan PDIP dan PKB mengusung Anies-Prasetyo atas keinginan akar rumput kedua partai itu.
Secara pribadi, kata Amir, ia sendiri melihat bahwa Anies-Prasetyo merupakan pasangan yang ideal dan punya chemistry.
"Pengalaman Anies lima tahun menjadi gubernur Jakarta membuatnya piawai dalam mengelola birokrasi, sementara Pras yang selama 10 tahun memimpin DPRD DKI Jakarta, sekaligus sebagai ketua Banggar (Badan Anggaran) DPRD DKI Jakarta, berpengalaman dalam hal keparlemenan dan anggaran. Kita tahu bahwa eksekutif dan legislatif merupakan mitra kerja, sehingga duet Anies-Prasetyo ini akan membuat sinergi kedua lembaga itu akan sangat baik demi pembangunan Jakarta yang telah dicanangkan sebagai Kota Global," katanya.
Amir juga mengungkap prestasi Prasetyo dalam.hal anggaran. Kata dia, saat gubernur Jakarta masih dijabat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, pada 2016 Prasetyo dapat menyelamatkan dana APBD DKI Jakarta sebesar Rp1,8 triliun akibat adanya anggaran ganda.
"Pada periode 2021-2022, Pras juga kembali menyelamatkan anggaran APBD akibat anggaran ganda. Nilainya memang tidak sebesar yang di tahun 2016," katanya.
Ketika disinggung soal peluang Anies-Prasetyo karena sebelumnya Co Captain Anies di Pilpres 2024, yakni Sudirman Said, mengatakan bahwa sebaiknya yang dipilih di Pilkada bukan yang berseberangan dengan pemerintah, Anies menilai pernyataan Sudirman Said itu tendensius.
"Kita tahu itu serangan Sudirman terhadap Anies, tetapi menurut saya, ketika pasangan yang mana pun terpilih pada Pilkada, mereka tetap bagian dari pemerintah," katanya.
Amir meyakini bahwa Anies-Prasetyo punya peluang besar memenangkan Pilkada Jakarta 2024, meskipun kabarnya Gerindra akan menduetkan Ridwan Kamil dengan putra bungsu Presiden Jokowi, yaitu Kaesang Pangarep.
"Secara hitung-hitungan politis, PDIP merupakan partai besar di Jakarta, dan Anies mantan gubernur Jakarta yang punya simpul relawan hingga lebih dari 100. Jadi, peluang Anies-Prasetyo untuk memenangkan Pilkada Jakarta sangat besar," katanya.
Meski demikian Amir berharap para penyelenggara Pemilu seperti KPU dan Bawaslu independen dan tidak memihak saat menjalankan tugasnya, sehingga pasangan yang terpilih ril pilihan rakyat, bukan hasil kecurangan. (rhm)