Jakarta, Harian Umum - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terus melemah pada perdagangan pekan ini (periode 10-14 Juni 2024)
Data Bloomberg menyebutkan, pada penutupan perdagangan Jumat (14/6/2024), rupiah di pasar spot ditutup pada level Rp16.412 per dolar AS, melemah tajam hingga 142 poin atau 0,87% secara harian dan 1,33% dalam sepekan.
Di sepanjang hari itu rupiah bergerak di rentang Rp16.283 hingga Rp16.487 per dolar AS.
Sementara itu, kurs rupiah menurut Jisdor Bank Indonesia (BI) ditutup pada level Rp16.374 per dolar AS, Jumat (14/6/2024). Secara mingguan, rupiah terpantau turun 0,96% dan melemah sekitar 0,54% secara harian.
Dilansir Sindonews, pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, level rupiah yang telah melewati batas Rp16.450 per dolar AS dianggap sudah mengkhawatirkan dan BI diminta untuk menstabilkan mata uangnya.
"Berarti BI itu harus menstabilkan mata uangnya dengan cara meningkatkan suku bunga, karena ini kan ada tambahan (sentimen) perang dagang sebenarnya," kata Ibrahim kepada MNC Portal, Sabtu (15/6/2024).
Menurut Ibrahim, jika BI tidak bertindak cepat, bisa saja rupiah menyentuh hingga Rp16.500 per dolar AS di pekan depan karena sentimen global lain seperti bank sentral Amerika yang kembali mempertahankan suku bunga hingga langkanya BBM.
Untuk rupiah di awal pekan depan juga diproyeksi akan minim pergerakan seiring pasar keuangan libur karena adanya libur Idul Adha.
Di tengah pekan rupiah akan menantikan rilis neraca perdagangan yang diperkirakan akan menyusut jadi USD1 miliar, sehingga menjadi sentimen negatif. Setelah itu, mata investor akan tertuju pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen pada 19-20 Juni 2024.
Dengan adanya pertimbangan tersebut, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp16.400 - Rp16.470 per dolar AS. (man)