Jakarta, Harian Umum - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memutuskan tidak ada pelanggaran dalam tayangan azan yang menampilkan sosok Ganjar Pranowo, bakal calon presiden yang diusung PDIP pada Pilpres 2024, di RCTI.
Keputusan ini diambil Rabu (13/9/2023) melalui rapat pleno KPI.
“Berdasarkan hasil forum klarifikasi dan rapat pleno, KPI menilai bahwa siaran azan maghrib yang menampilkan salah satu sosok atau figur publik tidak melanggar ketentuan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS),” demikian dikutip dari siaran pers KPI Pusat, Kamis (14/9/2023).
Sebelum mengambil keputusan, KPI lebih dulu memanggil pihak stasiun televisi swasta terkait untuk dimintai klarifikasi. Proses klarifikasi digelar Senin (11/9/2023).
"Dari klarifikasi tersebut, KPI tak menemukan adanya dugaan pelanggaran," kata lembaga itu.
Namun, KPI mengimbau kepada seluruh lembaga penyiaran untuk tetap mengedepankan prinsip adil, tidak memihak, dan proporsional dalam menyiarkan program siaran demi menjaga penyelenggaraan Pemilu 2024 yang demokratis.
“Adapun langkah selanjutnya terkait isi siaran kepemiluan yang berpotensi melanggar, KPI akan menindaklanjuti dengan berkoordinasi bersama Gugus Tugas yang terdiri dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), KPI dan Dewan Pers,” kata KPI lagi.
Seperti diketahui, di tengah kampanye pemerintah dan pejabatnya yang "mengharamkan" politik identitas, tiba-tiba saja Ganjar Pranowo muncul dalam tayangan azan Magrib di RCTI.
Tak ayal, masyarakat heboh karena azan merupakan salah satu simbol Islam, sehingga netizen pun mengaitkan kemunculan Ganjar itu sebagai praktik politik identitas.
Dalam cuitannya di media sosial, netizen menyinggung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang paling getol mempersoalkan politik identitas. Apalagi karena selama ini orang yang dituduh sebagai pelaku politik identitas adalah Anies Baswedan, sehingga Anies bahkan pernah dijuluki sebagai Bapak Politik Identitas Indonesia.
"Untungnya Gus @YaqutCQoumas sudah mengingatkan agar tidak memilih capres yang menggunakan agama sebagai alat politik, so.. jangan pilih ganjar yg menggunakan agama untuk pencintraan diri menarik penilih dari kalangan muslim," kata netizen pemilik akun @ChoiaMasMh. (rhm)