Jakarta, Harian Umum - Aksi Gerakan Masyarakat Sipil Selamatkan Demokrasi Indonesia, kelompok yang berafiliasi dengan Paslon nomor urut 01 di Pilpres 2025, yakni Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) di kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024), "diganggu" sekelompok massa pendukung Paslon 02 Prabowo-Gibran.
Tak ayal, terjadi adu orasi dalam jarak berjauhan, karena massa Pro 01 berada di Jalan Imam Bonjol arah Bundaran HI, sementara massa Pro 02 di Jalan Sudirman arah Salemba.
Kedua kelompok massa ini tak bisa bertemu, karena polisi memblokade Jalan Imam Bonjol arah Cikini, sehingga massa Pro 02 tidak bisa menyebrang ke lokasi aksi massa Pro 01, pun sebaliknya.
Apalagi karena di posisi massa Pro 01 yang hanya berjarak beberapa meter dari pintu gerbang KPU tak hanya dipagari aparat kepolisian, tapi juga dipasangi beton beridiri.
Dari suara speaker mobil komandonya yang lebih keras dari speaker mobil komando massa Pro 01, masa Pro 02 terdengar menuduh massa Pro 01 sebagai massa pemecah belah anak bangsa dan yang bicara tanpa data dan fakta.
"Kalau memang ada kecurangan, laporkan ke MK!" kata orator Pro 02.
Orator itu bahkan mengatakan bahwa KPU telah bekerja menyelenggarakan Pemilu 2024 dengan profesional dan sesuai UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
"Janganlah membuat kegaduhan dengan mengatakan yang tidak benar," katanya lagi.
Orator massa Pro 01 membalas dengan menyebut bahwa massa Pro 02 bodoh jika mengatakan tidak ada kecurangan pada Pemilu 2024 dan KPU bekerja secara profesional.
"Tindakan KPU menerima pencalonan Gibran sebagai Cawapres yang tidak sesuai peraturannya sendiri (PKPU Nomor 19 Tahun 2023, red) yang dinyatakan melanggar etik oleh DKPP, membuktikan kalau KPU tidak independen, tidak profesional, dan kacaunya input data di Sirekap, menunjukkan kalau KPU bagian dari kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif," kata orator Pro 02.
Dari orator yang jumlahnya lebih dari 5 orang itu, dua di antaranya bahkan menuding massa Pro 02 adalah massa bayaran.
"Kita datang ke sini dengan biaya sendiri, dengan kerelaan sendiri untuk memprotes Pemilu yang curang ini. Kalau mereka yang Pro 02 itu, mereka massa bayaran! Mereka kelompok nasi bungkus!" teriaknya.
Saling hina dan hujat itu sempat membuat suasana.panas, tetapi dapat diredam oleh internal kelompoknya masing-masing, sementara polisi tetap di barisannya untuk memblokade kedua kelompok.
Untuk diketahui, massa Gerakan Masyarakat Sipil Selamatkan Demokrasi Indonesia menggelar aksi di KPU untuk menolak Pemilu Curang. Di antara poster yang dibawa bahkan bukan saja terdapat tulisan "Tolak Pemilu Curang", tapi juga "Jokowi Penjahat Demokrasi".
Aksi massa Pro 01 diakhiri dengan penandatanganan petisi yang akan dibawa ke Komisi II DPR untuk.meminta agar proses rekapitulasi di Sirekap KPU dihentikan. Apalagi karena ketahuan server aplikasi itu ternyata terkoneksi dengan Alibaba Cloud di Singapura.
Seperti diketahui, Alibaba merupakan perusahaan taipan asal China, Jack Ma. (rhm)