Jakarta, Harian Umum-Ketua Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta) Rico Sinaga meminta Ruhut dan buzzer di media sosial tidak membuat gaduh yang membingungkan masyarakat dalam melawan wabah Covid-19. Menurutnya, kebijakan rem darurat yang dikeluarkan Gubernur DKI Jakarta hanya semata-mata untuk menyelamatkan masyarakat secara umum.
Dia menilai, pernyataan Ruhut di media sosial tidak realistis karena telah menyerang Anies Baswedan. Desakan Ruhut agar Anies mundur dari jabatan Gubernur DKI itu dinilai kontraproduktif dalam khasanah politik.
"Sebab, Presiden Jokowi justru mengapresiasi kinerja Gubernur Anies yang serapan APBD -nya tertinggi di nasional dalam menangani pandemi Covid 19. Angka kematian warga terpapar Covid 19 (2 persen) terendah di Nasional. Jokowi juga minta agar para gubernur provinsi lain belajar kepada Anies," ujar Rico, di Jakarta, Jum'at (11/9).
Dia mengatakan, Ruhut Sitompul telah cukup berumur yang seharusnya dewasa dalam berpolitik. Mantan Ketua FKDM DKI Jakarta ini menilai, statement Ruhut tidak pantas dilontarkan karena membuat gaduh di masyarakat.
"Ruhut kan sudah berumur. Tidak pantas hari gini berkomentar kontraproruktif yang membuat gaduh di masyarakat. Sebagai warga Ibu Kota seharusnya memberi saran dan masukan yang yang solutif kepada pemerintah bagaimana menghadapi pandemi Covid 19 agar segera berakhir," kata Rico.
Dia menegaskan, Anies Baswedan merupakan gubernur pertama yang mengusulkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total atau sejenis lockdown. Saat awal wabah Corona akhir Februari, lanjutnya, hanya Anies Baswedan yang berani mengusulkan Jakarta di PSBB total.
"Malah para menteri menganggap Covid 19 bukan masalah yang mengkhawatirkan," kata Rico. Sangatlah naif di saat masyarakat sedang was-was terpapar Covid 19, Ruhut justru memprovokasi dengan komentarnya yang khas dia "menjilat" atasannya," ucapnya.
Dalam hal ini, kata Rico, Presiden Jokowi itu selalu realistis dengan keadaan sebenarnya. Terlebih, ungkapnya, hubungan Anies Baswedan dengan Presiden Jokowi pun baik-baik saja. Namun, ucapnya, pernyataan Ruhut akan membuat rasa khawatir berlebih di tengah masyarakat.
"Saya minta elite-elite politik dan kalangan LSM dan bruzzer tidak asal bicara terkait kebijakan pemerintah. Jakarta mulai Senin (14/9/2020) PSBB total. Mari kita berpikir keras bersama-sama membantu pemerintah dan aparatnya menangani pandemi Covid 19 ini," ucapnya.
Seperti diberitakan media online, Ruhut Sitompul mendesak agar Anies Baswedan mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI. Ruhut bahkan mendorong pemerintah pusat melalui Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian supaya turun tangan membenahi Jakarta. Bila perlu jabatan Gubernur DKI dijalankan saja oleh pelaksana tugas.
"Harus turun tangan. Kalau perlu bikin Plt Gubernur. Anies sudah tidak mampu. Kalau nggak mau ke mana kita? Akhirnya kita kena sanksi 59 negara kan. Itu kan karena Jakarta. Untung mereka-mereka tetap tidak menutup investasi, tetap berinvestasi di Indonesia," kata Ruhut. (hnk)