Jakarta, Harian Umum- Partai Berkarya memberi isyarat tidak akan ikut-ikutan mendukung Presiden Jokowi di Pilpres 2019, namun juga belum tentu mendukung Prabowo Subianto.
"Di 2019 kami tidak mengusung hestek #2019GantiPresiden, tapi yang kami usung adalah hestek #2019GantiLegislatif," katanya dalam diskusi bertajuk 'Mengejar Ambang Batas Parlemen' di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/5/2018).
Ia mengakui sangat prihatin dengan kondisi DPR saat ini, karena meski pemerintahan Jokowi jauh dari harapan, ditandai oleh pertumbuhan ekonomi yang hanya rata-rata 5%, rupiah yang ambruk menjadi 14.000/dolar AS, dan daya beli masyarakat yang turun drastis, antara lain akibat pencabutan subsidi yang mendongkrak harga barang kebutuhan sehari-hari, namun parlemen sunyi sepi saja, tetap adem ayem.
"Hanya beberapa yang hingga kini masih kritis (di antaranya Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli zon), sementara yang lain tiarap semua," tegasnya.
Karena itu, lanjut mantan politisi Partai Golkar ini, meski partai-partai gajah (partai besar, red) semua mendukung Jokowi di 2019, Partai Berkarya tak mau ikut-ikutan.
"Kita melihat hasil Pemilu Malaysia dimana partai yang tidak diunggulkan justru menang. Itu bisa juga terjadi di Indonesia," katanya.
Ketika seusai diskusi dia ditanya apakah itu berarti Partai Berkarya akan mendukung Prabowo Subianto yang diusung Gerindra dan PKS?
Pryo mengatakan kalau saat ini partainya belum bicara soal dukung mendukung Capres, karena ingin fokus pada Pemilu Legislatif (Pileg) dimana partainya menargetkan meraih 80 kursi DPR, dan masuk lima besar partai dengan perolehan suara terbanyak.
Ketika diingatkan bahwa Pilpres 2019 kemungkinan akan menjadi partai ulangan Pilpres 2014 dimana Presiden Jokowi head to head dengan Prabowo, Pryo langsung menepisnya.
"Belum tentu cuma dua calon, karena tidak menutup kemungkinan bisa ada poros ketiga," katanya.
Wakil Ketua DPR periode 2009-2014 ini mengingatkan bahwa politik adalah seni kemungkinan, sehingga apa pun bisa terjadi.
"Bagaimana kalau nanti Pak JK (Wapres Jusuf Kalla, red) atau Pak Tommy (Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto) mencalonkan diri?" tanyanya.
Namun ketika ditanya apakah Partai Berkarya akan menjadi motor pembentuk poros ketiga itu? Pryo tak menjawabnya. (rhm)