Jakarta, Harian Umum- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai, koalisi Gerindra, PKS, PBB dan PAN dalam Pilpres 2019 bisa terbentuk tanpa harus mempertimbangkan usulan Habib Rizieq Shihab.
Sebab, empat partai tersebut sudah menunjukkan semangat yang sama, yakni menjadi penantang Jokowi.
"Dengan mengusung (nama) Koalisi 212, maka empat Parpol tersebut bisa mendapatkan keuntungan tersendiri," katanya seperti dikutip dari ROL, Senin (26/3/2018).
Keuntungan dimaksud adalah 'tambahan amunisi' berupa dukungan moril ataupun bantuan lain dari para Alumni 212 yang dapat menambah kekuatan politik keempat partai itu untuk bertarung di Pilpres 2019.
Sejauh ini, kata Adi, Alumni 212 masih dilihat sebagai kelompok yang bisa dipertimbangkan dalam langkah politik.
"Aura mereka masih menjadi magnet bagi banyak orang, karena dianggap bisa merepresentasikan kelompok yang bisa mengkritik. Ini kekuatan yang bisa dimanfaatkan dalam koalisi," tegasnya.
Seperti diketahui, Alumni 212 merupakan kelompok Islam pendukung Aksi Bela Islam (ABI) yang digelar hingga lebih dari tujuh jilid, dan yang paling fenomenal yang dilakukan pada 2 Desember 2016 yang dikenal dengan sebutan Aksi 212.
Aksi ini fenomenal karena selain dihadiri lebih dari 7 juta umat Islam dari berbagai daerah di Tanah Air, aksi ini juga berlangsung dengan clear and clean karena tanpa kisruh, apalagi rusuh, dan tidak menyisakan sampah sedikit pun. Bahkan tanaman di sekitar kawasan Monas dan sekitarnya dimana aksi digelar, tak ada yang rusak.
Ada beberapa parpol yang kadernya diketahui termasuk pendukung aksi ini, mereka di antaranya dari PAN, PKS, PBB dan Gerindra. Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra dan Ketua PAN Zulkifli Hasan bahkan terang-terangan mendukung aksi ini dengan turun langsung ke lapangan bersama umat.
Tak heran jika dari dari "tempatnya mengamankan diri", Imam Besar Umat Islam Indonesia, Habib Rizieq Shihab, mengimbau agar keempat partai itu berkoalisi guna menghadapi Pilpres 2019.
Di ajang pesta demokrasi lima tahunan itu, koalisi ini akan menghadapi PDIP dan Golkar yang telah memastikan diri akan mengusung Presiden Jokowi di Pilpres 2019. Koalisi ini kemungkinan akan didukung Partai NasDem, Hanura, PPP, PKB, Perindo dan PSI.
Partai Berkarya yang didirikan anak bungsu mantan Presiden Soeharto, yakni Tommy Soeharto, dikabarkan akan bergabung dengan koalisi PKS, PAN, Gerindra dan PBB. (rhm)