Jakarta,Harian Umum- Presiden Jokowi tak menampakkan diri meski sekitar 150.000 rakyatnya bertandang ke Istana Negara, Jakarta, Selasa (1/5/2018), dalam aksi damai untuk memperingati Hari Buruh Sedunia (Mayday).
"Istana kosong!" sungut seorang pendemo ketika setelah sekian lama berorasi dan mengumandangkan yel-yel, Istana Negara yang terhampar di hadapan mereka sepi-sepi saja, namun dijaga dengan sangat ketat oleh aparat gabungan TNI/Polri.
Massa dari kalangan buruh itu datang secara bergelombang, kelompok demi kelompok, sejak sekitar pukul 09:00 WIB. Di antara mereka ada elemen-elemen buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Buruh Indonesia (KSBI), dan Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI). Seragam mereka aneka warna, ada yang merah, putih, biru dan hijau. Yel-yelnya pun berbeda, namun isinya sama, yakni menuntut pemerintahan Jokowi agar menyejahterakan kehidupan mereka.
Aksi damai 1 Mei (Mayday) ini membuat jalan-jalan di sekitar Istana, yakni Jalan Veteran, Jalan Medan Merdeka Utara, Medan Merdeka Barat dan Timur, ditutup, sehingga kendaraan yang datang dari arah Glodok maupun Blok M, diarahkan ke jalan lain karena massa menjadikan Patung Kuda Indosat dan Sarinah di Jalan MH Thamrin, sebagai titik berkumpul sebelum bertolak ke Istana, sehingga jalan itu juga ditutup.
Praktis, hari ini pusat Jakarta hanya disediakan untuk aksi damai kaum buruh, dan untungnya hari ini merupakan hari libur, sehingga aksi dapat berjalan dengan lancar dan aman.
Presiden KSPI, Said Iqbal, mengatakan, dalam Aksi Mayday 2018 ini kaum buruh menyuarakan tuntutan yang terangkum dalam TRITURA plus, yaitu tiga tuntutan buruh dan rakyat, yaitu :
1. Turunkan harga beras, listrik, BBM, bangun ketahanan pangan dan ketahanan energi
2. Tolak upah murah, cabut PP Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan dan tuntutan agar elemen kebutuhan hidup layak (KHL) ditambah menjadi 84 item
3. Tolak TKA buruh kasar dari China, cabut Pepres Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan TKA.
Plus dari tuntutan ini adalah hapus outsourcing dan Pilih Presiden RI 2019 yang pro buruh.
Sekjen KSPI Muhammad Rusdi berharap pemerintah mendengar semua tuntutan ini. Jika tidak, buruh akan terus berkonsolidasi, sehingga gerakan buruh akan semakin membesar.
"Sudah cukup pemerintah menyengsarakan buruh dengan kebijakan-kebijakannya. Jika aspirasi ini pun tidak didengar, buruh akan terus berkonsolidasi, sehingga gerakan buruh akan semakin membesar," katanya dari atas mobil komando KSPI.
Belum diketahui dimana Presiden berada saat aksi ini berlangsung. Padahal pada 2012, dalam acara Indonesian Young Changemaker Summit (IYCS) di Gedung Merdeka, Bandung, Jokowi mengatakan ia kangen didemo. Video pernyataannya itu bahkan sempat viral di Medsos.
"Saya kangen sebetulnya didemo. Karena apa? Apapun... apapun... pemerintah itu perlu dikontrol. Pemerintah itu perlu ada yang peringatin kalo keliru. Jadi kalau enggak ada demo itu keliru. Jadi sekarang saya sering ngomong di mana-mana 'tolong saya didemo'. Pasti saya suruh masuk," kata Jokowi dalam video tersebut.
Saat mengatakan ini, Jokowi masih menjabat sebagai walikota Solo. Beberapa bulan kemudian dia dilantik menjadi gubernur DKI Jakarta. (rhm)