Jakarta, Harian Umum - Ledakan suara PSI yang meroket hingga 3,13% di Sirekap KPU dari 2,6% menurut versi quick count, bukan hanya mendapat sorotan dari banyak kalangan, tetapi juga membuat media tertarik untuk menelusuri darimana tambahan suara PSI yang fantastis dan tidak wajar itu.
Salah satu media yang melakukan penelusuran adalah Kumparan. Media ini menelusuri perolehan suara PSI dengan menelusurinya di laman resmi Sirekap KPU pemilu2024.kpu.go.id.
Hasilnya, ternyata di banyak TPS ditemukan adanya penggelembungan suara untuk PSI, terutama di daerah terpencil, karena data pada C1 dan Sirekap berbeda.
Sebagai contoh:
Di TPS 004 Desa Cipancuh, Kecamatan Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat, suara PSI di Sirekap ditulis 33 tetapi di foto C1 PSI hanya 2 suara.
Di TPS 014 Desa Sereh, Kecamatan Sentani, Papua, di Sirekap tertulis PSI mendapat 82 suara, tetapi di C1 hanya mendapat 02 suara.
Di TPS 041 Desa Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, suara PSI di Sirekap mencapai 46, tapi di C1 hanya 38 suara.
Di TPS 006, Sukakerta, Panumbangan, Ciamis, suara PSI di Sirekap mencapai 29, rerapi di foto C1 partai berlambang mawar ini hanya mendapat 2 suara.
Di TPS 943, Kawasi, Obi, Halmahera Selatan, perolehan suara PSI di Sirekap tertulis 25 suara, tetapi di foto C1 plano, perolehan suara PSI 0.
"Ada oknum berpangkat besar yang main-main untuk meloloskan PSI ke Parlemen," kata Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni, kepada wartawan.
Sahroni enggan membongkar identitas oknum dimaksud, tetapi dia mengatakan, sejauh ini dirinya belum menerima laporan bahwa suara miliknya dipindah ke PSI.
"Jakarta enggak bisa dia (PSI) main-main, tapi ada oknum orang berpangkat gede (membantu PSI)," kata Sahroni.
Ia memastikan kalau ledakan suara PSI akan diusut dalam Hak Angket.
"Pasti, masalah ini kita usut, tanyakan saat hak angket di DPR," tutup dia. (man)