Jakarta, Harian Umum - Tepat di perayaan 2 tahun Novel Baswedan, puluhan massa yang tergabung dalam KomPAN (korps mahasiswa dan pemuda NKRI) menyambangi gedung KPK (komisi pemberantasan korupsi) di Kuningan, Jakarta Pusat, Kamis (11/4/2019). Pada aksi demo tersebut KomPAN meminta agar KPK tetap netral, tidak ikut menyentuh ranah politik.
Kordinator KomPAN Guntara mengatakan KPK harus tetap menjaga marwahnya sebagai lembaga anti rasuah yang terpercaya. Namun reputasi KPK tersebut bisa tercoreng. Sebab ada indikasi salah satu pimpinan KPK yaitu Novel Baswedan telah bergabung dengan salah satu partai politik peserta Pemilu.
"Tuntutan ini agar KPK tidak boleh tendensius terhadap salah satu peserta Pemilu. Apalagi ada indikasi salah satu pimpinan KPK yaitu Novel Naswedan telah ikut bermain dalam ranah poltik," kata Guntara.
Padahal selama ini, Guntara menilai KPK selama ini telah banyak mengungkap kasus-kasus besar yang dilakukan oleh pejabat publik. "Tindakan KPK tersebut tentu saja melindungi hajat hidup masyarakat dari tangan-tangan pejabst korup," ucal Guntara.
Atas dasar itu lah, kata Guntara, KOMPAN menuntut agar KPK melakukan rotasi para pimpinannya yang bermain pada ranah politik, KPK harus netral dari orang-orang yang memihak pada kepentingan satu kelompok dan periksa Novel yang diduga bermain dengan elit politik.
"Apabila tuntutan tersebut tidak dipenuhi, artinya tidak ada tindak lanjut dari KPK maka kami akan kembali mendatangi gedung KPK. Aksi massa nantinya akan jauh lebih besar dari sebelumnya," pungkasnya.
Aksi demo yang digelar KomPAN kali ini sudah keempat kalinya. Yang menarik dalam aksi demonya kali ini, KOMPAN membawa keranda mayat yang menjadi simbol telah matinya KPK sebagai lembaga independen. (Zat)