Jakarta, Harian Umum - Masih banyak muslim yang tidak mengistimewakan Hari Jumat. Padahal dalam Islam, Hari Jumat lebih utama bahkan bila dibandingkan dengan Hari Raya Ied. Al-Imam al-Syafi'i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa'ad bin 'Ubadah sebuah hadits tentang hari Jumat. Hadits itu berbunyi: "Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung daripada hari raya kurban dan hari raya fitri.
Rajanya Hari, itulah hari Jumat . Hari Jumat adalah salah satu hari yang mulia. Banyak amal soleh yang bisa diamalkan di hari itu. Umat muslimin di seluruh dunia memuliakan hari Jumat karena banyak keutamaan yang besar di hari Jumat. Rasulullah dan sahabatnya telah mengajarkan bagaimana seharusnya menjalani hari Jumat guna mendapatkan pahala dari Allah ta’ala.
Pada hari Jumatlah Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat.
Jumat adalah hari agung, dengannya Allah mengagungkan dan menghiasi Islam. Allah memuliakan umat Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan hari Jumat, yang tidak diberikan kepada umat-umat nabi terdahulu.
Mengapa langit, bumi, batu dan benda-benda mati lainnya mengalami kekhawatiran? Padahal benda-benda tersebut merupakan makhluk yang tidak bernyawa? Syekh Ihsan bin Dakhlan dalam Manahij al-Imdad menjelaskan sebagai berikut: Maksudnya, Allah menciptakan kepada makhuk-makhluk tidak bernyawa ini pengetahuan tentang hal-hal yang terjadi pada hari Jumat tersebut. Rahasia dari kekhawatiran mereka adalah bahwa hari kiamat sebagaimana telah dijelaskan terjadi pada hari Jumat di antara waktu subuh dan terbitnya matahari. Maka tidaklah binatang-binatang kecuali khawatir akan datangnya hari kiamat pada pagi hari Jumat ini. Saat pagi hari tiba, mereka memuji kepada Allah dan memberi ucapan selamat satu sama lain, mereka mengatakan: Ini hari baik. Kiamat tidak terjadi pada pagi hari ini. (Syekh Ihsan bin Dakhlan, Manahij al-Imdad Syarh Irsyad al-‘Ibad, juz 1, halaman: 286, cetakan Ponpes Jampes Kediri, tt).
Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abdillah bin ‘Amr bin al-‘Ash sebuah hadits sebagai berikut: Tiada seorang muslim yang mati di hari atau malam Jumat, kecuali Allah menjaganya dari fitnah kubur.(RR)