Jakarta, Harian Umum - Direktur Gerakan Perubahan yang juga koordinator Indonesia Bersatu, Muslim Arbi, mengungkap kalau Airlangga Hartarto Mundur dari jabatan ketua umum Golkar gara-gara menolak merekomendasikan Kaesang Pangarep di Pilkada Jakarta 2024.
Airlangga mundur secara mengejutkan pada Minggu (10/8/2024).
"Isu kuat berkembang, Jokowi marah besar karena Airlangga sebagai ketua umum Golkar menolak memberikan rekomendasi untuk Kaesang sebagai Cagub/Cawagub di DKI," kata Muslim melalui pesan tertulis, Rabu (13/8/2024).
Karena hal itu, lanjut Muslim, Jokowi marah besar dan "memainkan jurus" pamungkas berupa memerintahkan Jaksa Agung agar memeriksa dan menahan Airlangga.
"Airlangga pun memilih mundur," sambung Muslim.
Di internal Golkar, lanjut aktivis senior ini, berhembus isu soal komposisi pimpinan Golkar melalui Munaslub yang dipaksakan digelar pada tanggal 20 Agustus mendatang.
Komposisinya sebagai berikut:
Ketum: Bahlil Lahadalia
Waketum: Bambang Soesatyo
Sekjen: Dolly Dodokambey
Bendahara: Wisnu Wardana
Ketua Dewan Pembina: Jokowi/Gibran.
"Munaslub yang dipaksakan dalam waktu dekat ini ditolak para sesepuh Golkar, seperti Agung Laksono, JK, Luhut Binsar Panjaitan, dan Akbar Tanjung Mereka menghendaki Munaslub bulan Desember setelah pemerintahan Jokowi selesai," beber Muslim.
Diakui, memang ada isu putera Ginanjar juga mengincar kursi Ketum Golkar, bahkan rumor berkembang bahwa mantan pejabat di era Presiden Soeharto itu sudah ketemu Jokowi.
"Bisa jadi jika Bahlil gagal dijadikan Ketum Golkar, Agus Gumiwang mendapat restu dari Jokowi, asal nurut apa kata Jokowi," kata Muslim.
Menurut dia, manuver Jokowi mengobok-obok Golkar ini mengingatkan publik pada upaya pengambilalihan PDIP dan Demokrat oleh Jokowi dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai orang.
Bahkan, belakangan ini gonjang ganjing antara PBNU dan PKB diduga juga ada tangan Jokowi yang bermain karena Jokowi mau akuisisi PKB.
"Jika semua cara itu digunakan Jokowi menjelang habis masa jabatannya sebagai presiden, maka Prabowo perlu waspada atas manuver Jokowi ini," kata Muslim.
Dia menduga, dengan mengacak-acak Golkar dan mau mengakuisisi PKB, Jokowi ingin menguasai Senayan (DPR) setelah meloloskan anaknya sebagai Wapres.
"Tidakkah semua cara Jokowi itu untuk mengurung Prabowo dan memuluskan Gibran agar sewaktu+waktu dapat menggantikan Prabowo?" tanya Muslim
Ia menduga kalau Jokowi nampaknya merasa tidak aman setelah tidak berkuasa lagi, sehingga mengacak-acak Golkar dan partai lainnya untuk membangun kekuatan di Parlemen agar jika setelah dirinya lengser dan muncul desakan tekanan dari rakyat agatlt dirinya dan keluarga diadili, dia tetap mendapat dukungan dari Senayan.
Muslim mengatakan, ia menyayangkan manuver-manuver yang dilakukan Jokowi itu, dan mempertanyakan apakah dengan dihantui rasa takut seperti itu, dia menggunakan berbagai cara untuk cari selamat, termasuk mengacak-acak Golkar.
"Saya merasa upayanya itu sangat riskan dan berpotensi akan jadi bumerang, karena jika isu ini benar, kader-kader dan simpatisan Golkar dan PKB pasti akan "mengejar" Jokowi," pungkasnya. (rhm/