Jakarta, Harian Umum - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar lomba membaca kitab kuning, Kitab kuning selama ini identik dengan buku-buku dengan tulisan Arab tanpa tanda baca yang dipelajari di pesantren. Lomba ini di ikuti oleh 48 peserta dari pesantren.
Kitab yang dibaca untuk dilombakan adalah kitab Fathul Mu'in, karangan Syeikh Zanuddin Abdul Aziz Al-Malibary. Kitab itu membahas soal salat, thoharoh, zakat dan soal-soal fikih lainnya.
"Hehe, kami sudah dekat kok dengan NU (Nahdlatul Ulama)," kata Ardiyanto, Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah PKS Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu, 27 Agustus 2017. seperti dikutip tempo.co
Menurut Ardiyanto, di kalangan NU, kitab ini wajib dikuasai. Karena untuk menjadi seorang ustaz atau seorang kiai belum komplet jika tidak menguasai kitab ini.
Selain itu, penggalakan membaca kitab kuning juga menjadi wahana untuk menangkal ajaran radikal yang menjurus ke terorisme. Salah besar jika ada yang berpendapat bahwa pesantren adalah sarang ajaran radikalisme.
Menurut kiai Agus Effendi, pemahaman agama yang benar justru menangkal adanya gerakan radikalisme.
"Ini salah satu cara untuk kampanye anti radikalisme. Lagi pula saat ini banyak ajaran sekuler yang digemari kalangan muda. Masyarakat kita saat ini semakin sekuler, materalistik dan individualis," kata kiai Agus Effendi.
Para pemenang pembacaan kitab kuning ini mendapatkan hadiah uang pembinaan dan tropi.