JAKARTA, HARIAN UMUM - Dalam hingar bingar perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-74, ternyata Ibukota Jakarta berada di posisi kedua sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Hal tersebut berdasarkan pantauan AirVisual, Sabtu (17/8/2019), kualitas udara Jakarta tercatat tidak sehat, dengan Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara sebesar 157 dengan konsentrasi parameter PM2.5 66,3 ug/m3.
Di tempat teratas yaitu Kota Krasnoyarsk di Rusia dengan kualitas udara kota paling buruk di dunia dengan US AQI 163 dan konsentrasi parameter PM2.5 79,5 ug/m3.
Posisi ketiga diikuti Kota Chengdu, Tiongkok, yang mencatatkan indeks kualitas udara sebesar 155 dengan konsentrasi parameter PM2.5 63 ug/m3.
Berikutnya, Kota Shanghai, Tiongkok, menempati posisi keempat dengan US AQI sebesar 154 dan konsentrasi parameter PM2.5 61 ug/m3.
Kota Dubai, Uni Emirat Arab, membuntuti dengan indeks kualitas udara 140, atau tidak sehat bagi kelompok sensitif, dan konsentrasi parameter PM2.5 51,3 ug/m3.
Selanjutnya, Kota Wuhan, Tiongkok, juga tercatat tidak sehat bagi kelompok sensitif dengan US AQI 148, dan konsentrasi parameter PM2.5 54,5 ug/m3.
Kota Kabul di Afghanistan menyusul di posisi tujuh dengan US AQI 136, dan konsentrasi parameter PM2.5 49,8 ug/m3.
Kota Bogota di Kolombia dan Kota Lahore, Pakistan, berturut-turut menempati posisi kedelapan dan sembilan dengan US AQI masing-masing 114 dan 106 dengan konsentrasi parameter PM2.5 40,8 ug/m3 dan 37,5 ug/m3.
Di posisi ke-10, Kota Johannesberg di Afrika Selatan mencatatkan indeks kualitas udara 95 dengan konsentrasi parameter PM2.5 33 ug/m3. (Zat)