Jakarta, Harian Umum - Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mengalami guncangan hebat karena Partai Nasdem telah menyepakati kerjasama dengan PKB untuk mengusung Anies - Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Sekjen Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya mengungkap kalau kerjasama Nasdem - PKB itu diinformasikan oleh Jubir Anies Baswedan yang juga anggota Tim 8 KPP, Sudirman Said.
"Hari ini, kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Ia mengkonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar," kata Riefky melalui keterangan tertulisnya, Kamis (31/8/2023).
Ia menyebut, tindakan Nasdem itu bukan hanya telah mengkhianati kesepakatan dengan Demokrat dan PKS, tetapi Nasdem juga seakan ingin "memaksa" agar Demokrat menerima keputusan itu.
Atau, ia menyebut bahwa hal ini bisa jadi merupakan suatu fait accompli (adu domba).
Ia membeberkan kalau 12 Juni lalu Anies menghubungi Demokrat dan mengatakan kepada Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahwa dia sudah beberapa kali ditelpon oleh ibu dan guru spiritualnya untuk segera berpasangan dengan AHY dalam Pilpres 2024.
Anies, menurutnya, juga telah menyampaikan nama AHY kepada para Ketua Umum Parpol dan majelis tertinggi masing-masing partai; dalam hal ini langsung kepada Surya Paloh, Salim Segaf Al Jufri dan Ahmad Syaikhu, serta kepada AHY dan Susilo Bambang Yudhoyono, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.
"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga Parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," tegas Riefky.
Belum diketahui bagaimana reaksi PKS atas sikap Nasdem mencawapreskan Cak Imin untuk Anies. Jika akhirnya PKS dan Demokrat menarik diri dari KPP, kemungkinan besar Anies gagal nyapres. (rhm)