Jakarta, Harian umum - Untuk penjualan mobil murah atau dikenal dengan Low Cost Green Car (LCGC), merek-merek Jepang masih belum tertandingi. Buktinya salah satu mobil merek Eropa Renault Kwid yang sudah dua tahun hadir, penjualannya masih seret.
Sebetulnya Renault menghadirkan Kwid dengan harga murah tidak serta merta membuat Kwid mengesampingkan fitur-fitur di dalam Kwid.
Kwid bermesin 1.000cc sudah dilengkapi Remote Keyless Entry with Central Locking, sabuk pengaman di depan serta belakang. Dengan electric power steering, mobil untuk mudah untuk dikemudikan.
Untuk keselamatan, airbag sudah terpasang pada bagian pengemudi. Instrumen digital, bluetooth audio streaming and handsfree telephony, USB port, layar sentuh multimedia, hingga navigasi GPS. Hanya ada satu model Kwid ditawarkan di Indonesia.
Namun sayangnya pesona Kwid tidak membuat hati orang Indonesia terpincut. Padahal harganya lebih murah dibandingkan LCGC yang aturan harganya ditentukan pemerintah sudah mencapai Rp 130 juta-an. Sementara Kwid pertama kali mengaspal dibanderol Rp 117,7 juta.
Belum diketahui apakah Renault menaikkan harga Kwid ataukah tidak karena tak tertulis dalam situs resminya.
Renault Kwid harus berpikir keras untuk mencari cara jitu untuk membuat Kwid laris di segmen mobil harga Rp 100 juta-an.
Tahun 2017 berdasarkan data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) hanya 162 unit Kwid terdistribusi ke diler-diler Renault. Tahun 2018, tidak meningkat tak sampai 100 unit Kwid terdistribusi. Tercatat hanya 49 unit Kwid saja dikirimkan ke diler.
Bandingkan dengan merek Jepang. Toyota Agya dalam setahun terjual 29.106 unit sedangkan Daihatsu Ayla 26.952 unit. Atau bahkan LCGC versi 7-seater Calya. Mobil malah nyaris merangsek menjadi terlaris se-Indonesia dengan 63.970 unit. (Zat)
Sumber : idnews.id