JAKARTA, HARIAN UMUM - Apresiasi Asosiasi Pemegang Saham Minoritas Bank Bank Tabungan Negara (Apresiasi BTN) mengecam keputusan Erick Thohir yang telah menunjuk Pahala Mansyuri sebagai Direktur Utama BTN. Sebab kebijakan itu berpotensi menyebabkan penurunan kepercayaan para pemegang saham minoritas di bank plat merah itu.
Menurut koordinator Apresiasi BTN Surahman, penunjukan Pahala dilakukan oleh pemerintah Jokowi secara sepihak tanpa melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sehingga hal tersebut mengabaikan hak dari pemegang saham minoritas.
Selain itu, Surahman mengungkapkan, dari rekam jejak di sejumlah perusahaan-perusahaan BUMN yang dipimpin Pahala, cenderung buruk, seperti PT Garuda Indonesia Airlines yang diambang kebangkrutan.
Saat ini, Bank BTN sendiri kinerjanya sangat buruk dimana hal tersebut tercermin dari laba BTN pada bulan Oktober 2019 yang hanya mencapai Rp 800 miliar dari target laba yang ditetapkan sebesar Rp 2,3 triliun.
Permasalahan lain di Bank BTN adalah tingginya NPL dan kredit macet yang tentu menguras dana bank tersebut.
Karena itu Surahman berpendapat penunjukkan Pahala berisiko buat Bank BTN. Sebab sejumlah kompleksitas masih harus menjadi diselesaikan. Terutama masalah kredit macet BTN yang berbaur dengan persoalan hukum
Dia mendesak Erick Thohir menunjuk mengesahkan Yossi Istanto sebagai Direktur Utama Bank BTN dalam RUPSLB Bank BTN pada Rabu (27/11) besok.
"Yossi Istanto saat ini merupakan Direktur Legal Bank BTN dan merupakan bankir asli Bank BTN sehingga diharapkan paham betul seluk beluk permasalahan hukum di Bank BTN dibandingkan Pahala," terangnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (26/11/2019).
Surahman menyesalkan tindakan Erick Thohir yang dinilai arogan dan terkesan memaksakan dalam penunjukan Pahala. "Kami dari pemegang saham minoritas, dalam pelaksanaan RUPS selama ini hanya menjadi assesoris belaka dan hanya menjadi stempel dari kepentingan pemegang saham mayoritas," tegas Surahman.
"Untuk itu, kami dari kelompok menuntut kepada Menteri BUMN agar menjalankan agenda dan kepentingan pengelolaan Bank BTN sebagaimana visi Presiden Jokowi tanpa bermain-main dalam kepentingan politik," pungkasnya. (Zat)