Bogor, Harian Umum - Langkah koalisi Gerindra, PAN dan PKS mengusung Sudrajat-Syaikhu di Pilgub Jabar 2018 mendapat respon positif dari Majelis Syuro Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Bogor, Jawa Barat.
"Dikukuhkannya Sudrajat-Syaikhu sebagai paslon Cagub-Cawagub Jabar membuktikan kokoh dan solidnya koalisi keumatan (Gerindra, PKS dan PAN)," ujar Mohammad Nur Sukma, pimpinan Majelis Syuro DDII Kota Bogor, kepada harianumum.com melalui siaran tertulis, Kamis (28/12/2017).
Tokoh yang akrab disapa Kang Sukma itu bahkan menyebut, koalisi Gerindra, PAN dan PKS akan menjadi koalisi yang paling ditakuti oleh partai-partai lain yang menjadi peserta Pilkada serentak 2018 maupun Pemilu 2019, karena dengan izin Allah, koalisi ketiga partai itu pasti akan didukung oleh para ulama pejuang dan umat Islam.
Tak hanya itu, ia bahkan yakin kemenangan gemilang PKS dan Gerindra di Pilkada DKI 2017 dengan mengusung Anies-Sandi, yang juga didukung para ulama pejuang dan umat Islam yang terlibat dalam Aksi Bela Islam, akan terulang di lima provinsi yang diikutinya, baik di Pilgub, Pilbub maupun Pilwalkot yang diselenggarakan tahun depan (2018).
Ulama pejuang dimaksud di antaranya adalah Habib Rizieq Shihab dan Ustad Bachtiar Nasir yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) yang kini berganti nama menjadi GNPF-Ulama.
"Pertolongan Allah untuk bangsa Indonesia semakin dekat dan akan menjadi kenyataan jika umat Islam dan seluruh bangsa Indonesia bersatu untuk bangkit dari keterpurukan dan keterlenaan selama ini," imbuhnya.
Ia yakin, kebangkitan umat itu juga akan terjadi di Bogor, karena koalisi keumatan Gerindra, PKS dan PAN juga didukung penuh oleh para ulama pejuang dan seluruh umat Islam di Kota Hujan itu.
"Saya bahkan yakin seyakin-yakinnya bahwa dengan solidnya koalisi keumatan di seluruh Indonesia, maka Allah akan menurunkan pertolongan-Nya dan Allah akan mengaruniakan kemenangan besar bagi umat Islam dan Bangsa Indonesia," tegasnya.
Seperti diketahui, kemenangan pasangan Jokowi-Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2012 menjadi awal momen gelap bagi umat Islam di Indonesia, karena kedua pasangan ini cenderung anti-Islam.
Bahkan setelah Jokowi memenangi PIlpres 2014 dan posisinya sebagai gubernur Jakarta digantikan Ahok, nasib umat Islam semakin kelam karena para ulama yang berseberangan dengannya tak hanya diduga mengalami kriminalisasi, namun juga kemudian menerbitkan Perppu No 2 Tahun 2017 tentang Ormas yang diduga untuk digunakan sebagai alat memberangus organisasi-organisasi Islam. HTI menjadi sasaran pertama, dan konon FPI juga sedang dibidik.
Kebijakan pemerintahan Jokowi itu akhirnya membuat umat Islam bangkit setelah aparat penegak hukum dengan sangat jelas memperlihatkan kinerja yang hanya keras terhadap umat Islam yang berseberangan dengan pemerintah, namun tumpul terhadap para pendukung atau yang diduga berafiliasi dengannya.
Kebangkitan umat Islam diawali dari kasus penistaan agama oleh Ahok, setelah pria keturunan yang kala itu menjabat sebagai gubernur Jakarta, "terpeleset" lidah dengan mengucapkan "Dibohongi pakai surat Al Maidah ayat 51" saat memberi pengarahan kepada masyarakat Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.
Meski slip tongue itu dilaporkan hingga sembilan pelapor, reaksi Bareskrim Polri sebagai pihak yang menangani perkara itu sangat lamban, sehingga muncullah Aksi Bela Islam pertama pada 4 November 2016 yang dimotori GNPF-MUI, yang kemudian dikenal dengan Aksi 411.
Aksi ini berlanjut hingga tujuh kali, hingga Ahok akhirnya ditetapkan sebagai tersangka, diadili dan dijatuhi hukuman 2 tahun penjara, dan yang paling fenomenal adalah Aksi Bela Islam pada 2 Desember 2016 atau Aksi 212, karena diikuti oleh lebih dari 7 juta Muslim dari berbagai daerah di Tanah Air.
Hingga kini nasib umat Islam masih belum membaik karena Jokowi masih di tampuk kekuasaan, namun naiknya Anies-Sandi membuat kondisi Jakarta yang semula selalu panas akibat kebijakan Ahok yang anti-Islam, perlahan mulai mendingin kembali, sehingga kehidupan umat Islam di Jakarta relatif menjadi lebih tenang.
"Allah akan menyalamatkan Bangsa Indonesia melalui koalisi keummatan dengan bersatunya para ulama pejuang dan seluruh Ummat Islam utk kemenangan seluruh Bangsa Indonesia, denggan izin Allah," pungkas Kang Sukma. (rhm)