NTT, Harian Umum - Sepuluh orang tewas akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (4/11/2024) dini hari.
Selain itu, 14 desa di 3 kecamatan terdampak bencana alam ini karena selain dihujani debu vulkanik, rumah warga juga dihujani batu yang di antaranya berukuran besar, serta pasir dan kerikil dari letusan gunung tersebut.
Jumlah warga di 14 desa itu sekitar 2.734 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 10.295 jiwa. Mereka kini diungsikan ke Desa Dulipali dan Desa Lewolaga untuk menempati bangunan sekolah dan tenda-tenda yang sudah didirikan.
Dari akun X Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM diketahui kalau Gunung Lewotobi Laki-laki telah mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan sejak 23 Oktober 2024, dan pada Minggu (3/11/2024) pukul 24:00 status gunung itu dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas).
"Laporan sementara hingga Senin pukul 10.00 WIB jumlah korban meninggal akibat letusan Gunung Lewotobi sebanyak 10 orang. Korban meninggal ini yang sudah dievakuasi dari puing-puing bangunan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur Fredy Moat Aeng seperti dilansir kompas.com.dari Antara.
Ia menjelaskan, korban meninggal dunia akibat tertimpa batu berukuran besar dari lontaran material letusan gunung api yang menimpa sebagian rumah warga.
Data dari BPBD menyebutkan, 9 dari 10 korban tewas adalah warga Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang, di mana 6 di antaranya merupakan satu keluarga. Mereka tewas akibat tertimbun reruntuhan material rumah, batu, serta kerikil dan pasir.
Warga Desa Hokeng Jaya, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores, NTT, Elsa Puka menceritakan, detik-detik letusan Gunung Lewotobi Laki-laki yang diikuti dengan suara dentuman kuat.
Dentuman kuat itu digambarkan seperti ledakan yang membuat kaca-kaca di rumah warga pecah.
Selain dentuman, warga juga melihat cahaya menyala di atas Gunung Lewotobi Laki-laki.
"Kami semua Panik sekali. Awalnya kami kira gempa ternyata gunung meletus," kata Elsa kepada wartawan.
Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM P. Hadi Wijaya menyampaikan, sejak sebelum status Gunung Lewotobi ditingkatkan, pihaknya telah menyampaikan perluasan radius kawasan rawan bencana. Penyampaian perluasan itu dilakukan pada Jumat (1/11/2024).
Dalam peringatan dini tersebut, masyarakat, wisatawan, dan pengunjung dilarang beraktivitas di dalam radius 3,5 kilometerdari pusat erupsi Gunung Lewotobi laki-laki, sektoral 4 km pada arah utara-timur laut, dan 5 km pada sektor timur laut.
Peringatan ini berdasar pengamatan selama 23 Oktober-1 November 2024 yang menunjukkan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki meningkat.
Kondisi ini ditandai dengan erupsi hampir setiap hari dengan tinggi kolom erupsi rata-rata 500-1.00 meter dari puncak. Bahkan pada Jumat (1/11/2024) terjadi erupsi strombolian dengan tinggi kolom erupsi mencapai 2.000 meter dari puncak dan terlihat adanya sinar api yang memancar saat erupsi.
"Kami merasa imbauan (perluasan radius) itu sudah aman berdasarkan terjadinya erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sebelumnya," kata Hadi. (man)