Jakarta, Harian Umum- Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon, mengkritik Presiden Jokowi yang kembali melakoni kebiasaannya bagi-bagi sepeda kepada masyarakat.
Pasalnya, Jokowi merupakan calon petahana pada Pilpres 2019, dan saat ini masih masa kampanye perhelatan akbar lima tahunan itu, sehingga menurutnya, pemberian itu bisa menjadi money politic.
"Sepeda kan mahal. Kalau sepeda-sepedaan, suvenir kecil, nggak apa-apa. Gantungan kunci sepeda, nggak apa-apa," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (28/9/2018).
Menurutnya, Bawaslu dan KPU seharusnya memperjelas aturannya, sehingga tak ada politik uang atau politik 'sepeda'. Apalagi kalau anggarannya dari APBN, bisa terjadi konflik kepentingan.
"Orang bisa melihatnya dia sebagai presiden sekaligus juga sebagai capres. Harusnya tidak bolehlah (bagi-bagi sepeda). Lagian mana ada sih di negara di seluruh dunia ada presidennya bagi-bagi sepeda. Coba sebut di mana, di Amerika, di Afrika, di Liberia, di Lesoto, nggak ada presiden bagi-bagi sepeda," tegas wakil ketua DPR ini.
Ia menegaskan, tugas presiden adalah mengurangi kemiskinan dan mensejahterakan rakyat, bukan bagi-bagi sepeda.
"Tugas membagikan sepeda dapat dilakukan selevel Ketua RT. Jadi, hentikanlah. Itu memalukan bangsa," tegas dia.
Ia mengkritik dengan menyebutkan bahwa harga sepeda lumayan mahal, antara Rp4-5juta, sementara, koalisinya diminta agar berkampanye secara wajar.
"Dulu Pak SBY ngasih bola saja dipersoalkan. SBY memberikan bola katanya harga bola lebih dari berapa ratus ribu," tegasnya.
Kebiasaan Jokowi membagi-bagikan sepeda kembali dilakukan saat penyerahan sertifikat tanah di Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (27/9/2018). Capres petahana ini beralasan telah mendapatkan izin dari KPU untuk tetap melakukan kebiasaannya tersebut, meski di masa kampanye.
Jokowi diketahui menghentikan kebiasaannya itu, antara lain saat pembagian sertifikat tanah di Cibinong, Jawa Barat dan di Tangerang Selatan, karena di situ tak ada pembagian sepeda.
"Saya sudah tanya KPU, boleh enggak sih bagi sepeda? Boleh. Tapi saya enggak bawa," kata Jokowi di Lapangan Pemancar RRI, Cimanggis, Depok.
Sebelum sepeda dibagikan, Jokowi memberikan kuis yang haris dijawab masyarakat, dan dua warga bernama Sigit dan Hindun berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, dan Jokowi berjanji akan mengirimkan sepeda ke rumah kedua pemenang tersebut.
"Nanti saya kirim paling lambat besok pagi sudah sampai. Biasanya saya bawa, tapi katanya ini masa kampanye, tapi setelah saya tanya (KPU), oh boleh, ya sudah," katanya.
Jokowi sempat menghentikan kebiasaannya membagikan sepeda karena tak ingin menimbulkan polemik di masa kampanye Pilpres 2019 ini.
"Nanti kalau aturannya masih belum jelas, nanti malah menimbulkan polemik. Saya kira kita hindari lebih baik," katanya di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (25/9/2018). (rhm)







