Tembagapura, Harian Umum - Tim Terpadu TNI/Polri berhasil membebaskan 345 penduduk Desa Kimbely, Distrik Tembagapura, Papua, yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB).
"Pembebasan dilakukan dengan menguasai dulu daerah Kimberly dan Banti. Sandera yang dibebaskan hari terdiri dari 322 orang dewasa dan 23 anak-anak. Dievakuasi dari Kampung Kimberly ke Tembagapura," jelas Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar melalui sebuah stasiun televisi nasional, Sabtu (18/11.2017) pagi.
Seperti diberitakan sebelumnya, KKB menyandera 1.300 warga Desa Banti dan Kombely setelah menembak seorang pegawai PT Freeport Indonesia.
Akibat penembakan itu, sempat terjadi tembak menembak antara kelompok tersebut dengan polisi, namun kelompok itu berhasil melarikan diri, bahkan masih sempat merampok, menjarah dan melakukan kekerasan fisik terhadap para penambang emas lokal.
Karena terus diburu Polri dengan dibantu TNI, kelompok itu berlari makin jauh dan akhirnya menyandera warga Desa Kimbely dan Banti, sehingga warga kedua desa ini yang disebut-sebut berjumlah 1.300 orang, tak dapat beraktivitas dengan bebas karena hanya kaum wanitanya yang diizinkan meninggalkan desa untuk melakukan aktivitas dan memenuhi kebutuhan keseharian, sementara kaum prianya dilarang, harus tetap di desa.
Menurut pengakuan warga yang dievakuasi dari Desa Kimbely, selama penyanderaan kelompok itu juga melakulan kekerasan kepada mereka.
"Rumah saya didatangi mereka, dan mereka mengambil apa saja, terutama barang berharga," katanya.
Dari pengakuan warga ini juga diketahui kalau kelakuan anggota KKB yang berjumlah sekitar 50-an orang itu cenderung tidak berprikemanusiaan karena mereka juga memukuli kaum wanita dengan tangan dan popor senjata.
Sebelum Desa Kimbely dikuasai, sedikitnya terjadi tiga kali kontak senjata antara Tim Terpadu dengan KKB.
Kontak senjata pertama berlangsung sekitar 5 menit, namun cukup membuat anggota KKB pontang-panting melarikan diri ke bukit.
Kontak kedua terjadi ketika Tim Terpadu memasuki Desa Kimbely untuk mengevakuasi warga, karena kelompok itu mendadak kembali dan melakukan penembakan-penembakan.
Kontak senjata ini berlangsung cukup lama, lebih dari satu jam, namun KKB kembali berhasil dipukul mundur.
Kontak senjata ketiga terjadi saat evakuasi warga sedang berlangsung, dan cukup lama. Namun untuk kontak senjata yang ketiga ini Tim Terpadu lebih garang, karena begitu melihat KKB kembali melarikan diri ke bukit, sebagian dari mereka mengejarnya.
"Jadi sebagian anggota mengejar KKB, sebagian melanjutkan evakuasi," ujar Nathan, reporter INews TV saat memberikan laporan secara live kepada medianya, Sabtu (18/11/2017) pagi.
Informasi yang dihimpun dari sumber-sumber lain menyebutkan, warga yang bersedia dievakuasi dari Desa Kimbely hanya warga pendatang, sementara penduduk asli desa itu memilih bertahan.
Dalam operasi pembebasan yang dipimpin Kapolda Papua bersama Pangdam XVII Cendrawasih Mayjen TNI George Elnadus Supit dan Asisten bidang Operasi Kapolri, Irjen M Iriawan ini hanya ada seorang petugas Tim Terpadu yang tertembak di kaki.
Belum diketahui berapa korban luka dan tewas dari pihak KKB. (rhm)






