JIKA SAJA Bang Rizal Ramli tidak keburu dipanggil Yang Maha Kuasa, tentunya tangan dingin Beliau bisa membantu Prabowo dalam himpitan ekonomi yang tengah dihadapi bangsa ini.
-------------------------
Oleh: Muslim Arbi
Direktur Gerakan Perubahan dan Koordinator Indonesia bersatu
Bagi saya pribadi, Bang Rizal Ramli adalah guru, idola dalam gerakan dan pemikiran untuk Indonesia yang ingin maju dan disegani.
Jika saja Rizal Ramli diberi kesempatan memimpin Indonesia, negeri ini tidak berkubang pada tumpukan beban yang membuat jalanya terseok-seok seperti saat ini.
Untuk itu, saya pernah menulis dengan judul "Rizal Ramli The Next Presiden".
Cengkraman Oligarki Ekonomi dan Politik tidak membuka ruang bagi seorang Rizal Ramli untuk maju dan mencapai puncak kepemimpinan nasional. Itu terjadi di MK maupun di Parpol dan DPR
Negeri yang terjerembab karena hutang menumpuk tanpa solusi, pembangunan infrastruktur yang ugal-ugalan, KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) yang marajalela, beban rakyat yang makin berat akibat hutang, pertumbuhan ekonomi yang tidak sesuai dengan janji kampanye rezim Joko Widodo selama 10 tahun berkuasa dan jauh dari ekspektasi publik.
Hukum, konsitusi, moral, demokrasi dan kedaulatan rakyat rusak, bahkan hancur. Terlebih lagi moral kekuasaan yang tidak tak hanya akibat KKN, tapi juga ambisi untuk terus berkuasa, dan cawe-cawe Joko Widodo untuk anak dan keluarganya: Gibran, Kaesang dan Bobby.
Itu semua berdampak pada pengkhianatan terhadap reformasi beserta nilai dan tujuannya. Padahal, reformasi bergulir pada tahun 1998 dengan memakan korban jiwa dari kalangan mahasiswa. Kondisi inilah yang memicu tekad seorang Rizal Ramli hingga di akhir napasnya untuk mendesak agar Joko Widodo dimakzulkan sebelum Pemilu 2024 lalu.
Dalam kondisi yang tidak terlalu sehat, Bang Rizal Ramli terus berjuang dan melawan. Bersama sejumlah tokoh dan aktifvis, dia menyambangi KPK agar mengusut tuntas dugaan KKN Gibran dan Kaesang sebagaimana dilaporkan Ubedilah Badrun, meski hingga kini kasus itu mangkrak.
Juga dalam kondisi yang tidak sehat, Bang Rizal mendatangi Pulau Rempang yang penduduknya akan digusur demi kepentingan investor China.
Melihat pasangan Prabowo-Gibran dilantik menjadi presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2024 dan membentuk kabinet tambun di saat dana negara cekak, rasanya sulit untuk keluar dari keterpurukan bangsa akibat pemerintahan Jokowi.
Jika saja Bang Rizal Ramli tidak keburu dipanggil Yang Maha Kuasa, tentunya tangan dingin Beliau bisa membantu Prabowo dalam himpitan ekonomi yang tengah dihadapi bangsa ini.
Tangan dingin Bang Rizal Ramli itu sudah terbukti saat di Kabinet Presiden Gus Dur mau pun saat menjabat Menko Maratim di era Jokowi.
Saat ini, dengan komposisi Tim Ekonomi Prabowo yang tambun, apalagi di dalamnya ada SPG IMF dan BW, rasanya sulit untuk keluar dari himpitan hutang.
Apalagi karena di awal pemerintahannya, Prabowo juga ingin berhutang. Ini blunder bagi bangsa, rakyat dan negara.
Wafatnya Bang Rizal Ramli adalah kehilangan besar dan musibah besar bagi bangsa ini.
Satu pernyataan terakhir; RR wafat di saat dirinya sangat kritis terhadap penguasa.
Sebagaimana almarhum Faisal Basri, Bang Rizal Ramli adalah pejuang dan juru bicara rakyat hingga akhir hayat.
Sosok Rizal Ramli tidak tergantikan hingga saat ini. Sangat diharapkan lahir Rizal Ramli muda untuk bangsa ini ke depan.
Semoga Bang Rizal diberi tempat yang indah di Surga Jannatul Firdaus. Aamiin.
Lahumul Alfatihah.
Jakarta: 2 November 2024