Jakarta, Harian Umum- Sejumlah mahasiswa dan pemuda yang tergabung dalam Relawan Pendukung Prabowo (RPP) tengah menggalang dukungan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia untuk mendeklarasikan diri mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai Presiden.
Ketua Bidang Pemuda dan Mahasiswa RPP, Wairuddin, mengatakan, langkah ini ditempuh karena hingga saat ini mahasiswa dan pemuda masih belum menyatakakan sikap akan mendukung siapa di Pipres 2019, apakah akan mendukung calon petahana dengan nomor urut 1 Jokowi, atau calon nomor urut 2 Prabowo Subianto.
"Karena itu kami dari perwakilan BEM se Indonesia, terutama yang berada di Jabodetabek dan tergabung di bidang Pemuda dan Mahasiswa RPP, berinisiatif untuk mendeklarasikan dukungan kepada Pak Prabowo, dan untuk itu kami sedang fokus berkonsolidasi dengan BEM di Jabodetabek," katanya kepada harianumum.com di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (13/10/2018).
Ia menambahkan, akan ada sekitar 5.000 mahasiswa dan pemuda yang akan terlibat dalam deklarasi, karena ia dan rekan-rekannya di RPP maupun di banyak kampus di Indonesia, termasuk di Jabodetabek, melihat kondisi bangsa yang saat ini mengalami keterpurukan, terutama di bidang sosial, keamanan, dan politik, sehingga RPP menginginkan adanya perubahan yang signifikan, terutama dalam hal kepemimpinan negara.
Menurutnya, kebijakan-kebijakan rezim Jokowi saat ini hanya membuat Indonesia mengalami kemunduran. Bahkan mahasiswa mengalami tekanan-tekanan, sehingga meski ada yang bergerak untuk menyampaikan aspirasi, namun jumlahnya tidak terlalu banyak, tidak seperti saat menggulingkan Presiden Soeharto pada 1998, sehingga Indonesia beralih dari rezin otoriter ke Era Reformasi.
Padahal, katanya, pemuda dan mahasiswa merupakan ujung tombak dari gerakan perubahan suatu bangsa, sehingga atas dasar ini RPP mencoba menginisiasi gerakan yang yang dapat mendorong terjadinya perubahan di negara ini untuk menuju arah yang lebih baik, karena selama hampir lima tahun berjalan, pemerintahan Jokowi jauh dari harapan. Bahkan janji-janji kampanyenya saat Pilpres 2014, banyak sekali yang tidak dipenuhi.
"Kami pesimis jika Pak Jokowi melanjutkan kepemimpinan untuk periode kedua, negara ini akan menjadi lebih baik, karena bukannya memperbaiki keadaan, pemerintah justru sibuk mencari kesalahan-kesalahan oposisi. Padahal kritik oposisi seharusnya dinilai sebagai input bagaimana ke depan pemerintahan menjadi lebih baik. Bukan sebaliknya. Ini membuktikan bahwa pemerintahan Pak Jokowi tidak mampu memimpin negara ini dengan baik," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, rakyat pun sudah tidak percaya lagi kepada Jokowi karena apa yang dijanjikan saat kampanye Pilpres 2014, tidak sesuai kenyataan, seperti soal harga pangan, nilai tukar rupiah, soal tidak mencabut subsidi, tidak impor dan lain-lain.
Ketika ditanya mengapa pemuda dan mahasiswa masih belum menentukan sikap, bahkan cenderung terkesan tak peduli pada kondisi bangsa saat ini? Arman Asso, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang juga pengurus RPP, blak-blakan mengatakan kalau saat ini mahasiswa telah menjadi bagian dari 'makanan' para elit pemerintahan, sehingga menjadi bungkam dan tidak dapat bergerak.
"Kami sadar, rezim ini sengaja memperlakukan generasi muda dengan cara seperti itu, sehingga mulai hari kami menyatakan sikap bahwa kami tidak butuh pencitraan. Kami butuh kerja yang ril yang benar-benar dapat membuat negara ini maju dan rakyatnya sejahtera," katanya.
Mahasiswa dari timur Indonesia ini mengakui, sebagai warga Papua, ia pun telah muak dengan pencitraan yang dilakukan Jokowi. Apalagi karena sangat terbaca kalau saat ini, agar dapat terpilih lagi pada Pilpres tahun depan, Jokowi menjadikan Papua sebagai modal pendongkrak eletabilitas untuk dapat menjadi presiden untuk periode kedua, sehingga di setiap forum dimana dia hadir, nama Papua selalu dibawa-bawa.
"Kami di Papua tidak peduli berapa kalipun Pak Jokowi ke tanah kelahiran kami, karena yang kami inginkan adalah bahwa rakyat Papua sejahtera. Pak Jokowi harus tanya kepada rakyat Papua apa yang mereka inginkan. Selama ini media terlalu cepat memublikasikan program-program pemerintah, sehingga apa yang diberitakan tidak sesuai dengan faktanya," kata dia.
Ketika ditanya apakah RPP akan mengajukan kontrak politik kepada Prabowo untuk memastikan bahwa jika kelak Prabowo terpilih menjadi presiden, dia tidak akan mengingkari janji-janjinya? Arman mengatakan untuk sementara tidak.
"Kami optimis dia tidak seperti Pak Jokowi, karena kami yakin Beliau orang yang baik dan memiliki nasionalisme yang tinggi," katanya.
Ketika ditanya kapan deklarasi mendukung Prabowo dilakukan? RPP belum dapat memastikan karena proses konsolidasi dengan BEM se-Jabodetabek masih berlangsung.
"Kita berharap bisa secepatnya," kata Zainuddin Arsyad, juga pengurus RPP. (rhm)