Jakarta, Harian Umum - Sejumlah negara Arab mengecam keras tindakan Amerika Serikat (AS) menyerang tiga fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6/2025) waktu Timur Tengah.
Negara-negara yang marah tersebut di antaranya Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Oman, Mesir dan Bahrain.
Seperti dilansir AFP, Senin (23/6/2025), negara-negara itu mengingatkan AS akan dampak serius yang diakibatkan oleh serangannya itu, setidaknya dari aspek stabilitas kawasan Timur Tengah.
Arab Saudi, yang sejak 2023 mulai memperbaiki hubungan dengan Iran melalui mediasi China, menyampaikan "kekhawatiran besar" atas serangan tersebut. Riyadh menilai tindakan militer hanya akan memperburuk ketegangan di Timur Tengah.
Sejak Israel memulai kampanye udara terhadap Iran pada 13 Juni lalu, negara-negara Teluk telah melakukan berbagai upaya diplomatik, akan tetapi hasilnya masih belum terlihat.
"Negara-negara kaya minyak yang menjadi tuan rumah pangkalan militer utama AS, khawatir eskalasi konflik dapat mengancam keamanan dan perekonomian mereka," kata AFP.
Qatar, yang menjadi lokasi pangkalan militer AS terbesar di kawasan, menyatakan keprihatinan mendalam atas potensi bencana yang dapat terjadi, tak hanya di Timur Tengah tetapi juga secara global. Sementara Oman yang selama ini dikenal sebagai penengah dalam berbagai perundingan nuklir antara Washington dan Teheran, mengutuk keras aksi militer tersebut. Muscat menyebut serangan itu ilegal dan mendesak semua pihak untuk menahan diri.
Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain juga mengutarakan kekhawatiran.
UEA menyerukan penghentian segera eskalasi, sementara Bahrain meminta pegawai pemerintahan bekerja dari rumah dan mendorong kembalinya dialog damai.
Bahrain menjadi markas Armada Kelima Angkatan Laut AS yang mengawasi kawasan Teluk.
Langkah antisipasi juga diambil Kuwait dengan mengaktifkan rencana darurat, termasuk persiapan tempat perlindungan.
Presiden Libanon, Joseph Aoun, yang dikenal dekat dengan AS, mendorong kedua belah pihak untuk segera kembali ke meja perundingan demi menjaga stabilitas.
Mesir dan Yordania menyatakan sikap yang sama dengan Libanon. Kairo mengingatkan bahwa peningkatan ketegangan dengan AS serang Iran, maka dapat berdampak berbahaya bagi kawasan, sementara Amman menyuarakan keprihatinan mendalam atas langkah AS menyerang Iran.
Houthi dan Hamas ikut mengecam
Kelompok Houth dii Yaman yang didukung Teheran, menyebut serangan AS ke fasilitas nuklir Iran sebagai "deklarasi perang" terhadap rakyat Iran. Mereka kembali mengancam akan menargetkan kapal komersil dan kapal perang AS di Laut Merah.
Ancaman serupa telah mereka lontarkan sebelumnya, bahkan di tengah upaya gencatan senjat, pada Sabtu kelompok ini memperingatkan akan melanjutkan serangan jika Washington tetap meluncurkan serangan ke Iran.
Houthi bahkan diketahui telah meluncurkan rudal ke Tel Aviv guna membantu Iran menghadapi Israel.
Kecaman serupa disampaikan Hamas, kelompok bersenjata Palestina yang juga didukung Iran. Mereka menyebut serangan AS sebagai agresi terang-terangan terhadap Iran. (man)