Jakarta, Harian Umum - Marah merupakan salah satu ungkapan emosi yang terjadi secara alami. Rasulullah SAW mengajarkan cara untuk meredam emosi ketika marah. Ketahui caranya agar tak langsung tersulut emosi.
Apabila tengah menghadapi cobaan, umat muslim sebaiknya mencontoh sikap Rasulullah yang selalu tenang dan sabar. Akan tetapi, sebagai manusia biasa, kita seringkali kesulitan dalam mengendalikan marah yang menggebu-gebu.
Rasulullah sebagai suri tauladan telah mengajarkan pada umatnya tentang bagaimana mengendalikan marah, menjaga kestabilan emosi, dan juga berserah diri kepada Allah SWT.
Dalil Tentang Bahaya Marah
Allah SWT telah berfirman dalam Al-Qur'an surat Al Imran ayat 134 terkait anjuran untuk menahan marah
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ ١٣٤
Artinya: "(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."
Dikutip dari Imam al-Ghazali dalam Ihya' 'Ulumuddin 7 diriwayatkan bahwa pada suatu hari seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW seraya berkata, "Ya Rasulullah, berilah aku nasihat untuk melakukan amal saleh!" Beliau menjawab, "Jangan marah!" Tetapi laki-laki itu bertanya lagi dan beliau pun menjawab, "Jangan marah!"
Media Pada riwayat yang lain, suatu ketika, 'Abdullah bin 'Amr Ra bertanya kepada Rasulullah SAW, "Apa yang bisa menyelamatkan aku dari kemurkaan Allah SWT?" Rasulullah SAW menjawab, "Kendalikan marahmu!"
Nabi SAW bersabda kepada para sahabatnya, "Menurut kalian, siapakah orang yang kuat di antaramu?" Beberapa orang sahabat menjawab, "Orang yang kuat adalah orang yang tidak dapat dikalahkan oleh orang lain." Tetapi Rasulullah SAW bersabda, "Bukan. Bukan seperti itu. Orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah."
Dalam hadits lainnya, Rasulullah bersabda, "Orang yang kuat bukanlah orang yang bertubuh kekar, tetapi orang yang bisa menguasai dirinya ketika marah."
Beliau pun menegaskan bahwa barangsiapa bisa menahan marahnya, maka Allah akan menutupi segala keaiban pada dirinya.
Cara Mengendalikan Marah
Berikut ini adalah cara mengendalikan marah sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW berdasarkan buku La Tahzan, Hadapi Masalah dengan Berserah oleh Ipnu R Noegroho.
1. Menanamkan dalam hati untuk tidak marah kecuali karena Allah SWT
Contoh dari hal ini misalnya ketika melihat kemaksiatan yang merajalela, marah ketika melihat perbuatan yang zalim, dan lain sebagainya.
Dalam sebuah hadits dari Aisyah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW tidak pernah sama sekali memukul sesuatu dengan tangannya, juga tidak pernah memukul wanita (istri), dan tidak pernah memukul seorang pembantu. Beliau memukul jika berjihad di jalan Allah. Dan tidaklah beliau disakiti dengan sesuatu sama sekali, lalu beliau membalas terhadap pelakunya.
Kecuali jika ada sesuatu di antara beliau membalas terhadap pelakunya. Kecuali jika ada sesuatu di antara perkara-perkara yang diharamkan Allah dilanggar, maka beliau akan membalas dengan hukuman karena Allah 'Azza wa jalla." (HR Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
2. Membaca Taawudz
Salah satu cara yang dicontohkan Rasulullah SAW untuk mengendalikan amarah adalah dengan membaca taawudz. Bacaan ini berfungsi sebagai perlindungan dari godaan setan yang terkutuk.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Jika seseorang yang marah mengucapkan: 'A'uudzu billah (aku berlindung kepada Allah SWT)' niscaya akan reda kemarahannya." (HR Abu 'Adi dalam Kitab Al-Kaamil).
3. Duduk atau mengambil posisi tidur
Umumnya, orang yang sedang diselimuti amarah merasa dirinya paling tinggi, paling benar, paling sempurna, dan paling tidak bersalah. Setelah mengambil posisi duduk, orang yang sedang marah diharapkan bisa sedikit lebih tenang dari sebelumnya.
Dalam sebuah riwayat hadits dari Abu Dzar RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur." (HR Ahmad 21348, Abu Daud 4782, dan perawinya dinilai shahih oleh Syu'aib Al-Arnauth).
4. Mengambil air wudhu
Cara ini juga sangat ampuh dalam mengendalikan dan meredakan amarah. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW, "Sesungguhnya marah itu dari setan dan terbuat dari api, dan api hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila seorang di antara kamu marah, maka berwudhulah!" (HR Abu Daud).
5. Tetap sabar atau diam
Meskipun marah adalah salah satu sifat yang manusiawi karena manusia memiliki emosi, sejatinya marah tidak menyelesaikan masalah. Oleh karenanya, dengan tidak banyak berbicara dan melakukan hal-hal yang nantinya akan mengacaukan keadaan, hendaknya seseorang yang tengah marah bersabar atau berdiam diri.
Demikian cara mengendalikan marah sesuai ajaran Rasulullah SAW. Semoga kita semua dapat meneladani sikap Rasulullah SAW dalam menghadapi amarah( Barley)