Teheran, Harian Umum - Mengejutkan! Bom penghancur bunker yang ditembakkan tentara AS dari pesawat pembom siluman B2 pada Sabtu (21/6/2025) waktu Timur Tengah ternyata tidak dapat meluluh lantakan fasilitas nuklir Iran yang berada di Fordow.
"Seorang pejabat senior Amerika kepada New York Times, Minggu (waktu Washington, red), mengatakan bahwa bom itu membuat fasilitas nuklir Fordow "rusak parah", tetapi tidak menghancurkan kompleks bawah tanah tersebut," kata Anadolu seperti dilansir dari Middle East Monitor (MMO), Senin (23/6/2025).
Pejabat yang tak ingin namanya disebutkan itu mengakui, serangan pembom siluman B-2 yang menggunakan bom penghancur bunker gagal menghancurkan fasilitas yang "diperkuat dengan kuat" tersebut, meskipun menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Ia bahkan menyebut, ada enam bom penghancur bunker yang ditembakkan ke Fordow dengan menggunakan pembom B-2, sementara rudal jelajah yang diluncurkan dari kapal selam menargetkan fasilitas Natanz dan Isfahan.
Sayangnya, pejabat anonim itu tidak menjelaskan bagaimana kondisi fasilitas nuklir di Natanz dan Isfahan, akan tetapi sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa serangan itu "sangat berhasil".
"Saya mengucapkan selamat kepada prajurit Amerika kita yang hebat. "Tidak ada militer lain di dunia yang dapat melakukan ini," kata Trump di media sosialnya.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth bahkan menggambarkan operasi tersebut sebagai "keberhasilan yang luar biasa dan luar biasa," dengan mengklaim bahwa AS telah "menghancurkan program nuklir Iran".
Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Angkatan Udara AS Dan Caine mengatakan, lebih dari 125 pesawat Amerika berpartisipasi dalam misi tersebut, termasuk pesawat pengebom siluman, jet tempur, tanker pengisian bahan bakar, kapal selam rudal berpemandu, dan pesawat pengintai.
Serangan ini menandai awal ikut campurnya AS dalam perang udara yang pecah setelah Israel menyerang fasilitas nuklir dan militer Iran, serta beberapa lokasi lainnya di negara itu pada 13 Juni 2025.
Sebelum melibatkan negaranya dalam perang itu, Trump sempat mengultimatum Iran agar menyerah, akan tetapi Iran menolak.
Bahkan, Iran mengatakan akan melawan serangan AS tersebut yang dinilainya sebagai pelanggaran berat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hingga kini serangan Israel ke Iran telah menewaskan 430 orang dan mencederai lebih dari 3.500 orang lainnya.
Sementara serangan balasan Iran sejauh ini "baru" menewaskan 25 warga Israel. (man)