HUBUNGAN Prabowo dan Jokowi yang dianggap tidak normal selama 5 tahun terakhir sampai diresmikan menjadi Presiden RI, dikaitkan dengan Sindroma Stockholm. Sekalipun Jokowi tidak melakukan tindakan kekerasan, tapi dia berhasil membikin Prabowo bertekuk lutut.
----------------------
Oleh: Sri-Bintang Pamungkas
Aktivis senior, presidium Hizbullah Indonesia
Wartawan Senior temanku di Era Soeharto, Lukas Luwarso, menulis tentang Stockholm Syndrome, terkait hubungan Prabowo dan Jokowi
Sindroma Stockholm itu muncul dari peristiwa penyanderaan 4 pegawai bank di Stockholm, Swedia, pada Agustus 1973, oleh seorang perampok bank. Dalam penyekapan selama seminggu sebelum polisi mengakhirinya, rupanya telah terjalin keterikatan batin yang mengakibatkan simpati yang dalam antara penyandera dan yang disandera.
Bahkan satu di antara tiga wanita yang disandera menjadi jatuh cinta kepada si penyandera. Di dalam sidang pengadilan, mereka yang tersandera pun justru membela penyanderanya.
Sindroma sesungguhnya adalah rangkaian gejala terkait penyakit tertentu atau keadaan tak normal, tetapi Stockholm Syndrome dianggap bukan sebagai mental disorder atau psychological illnes, melainkan abnormal psychological response yang timbul dalam bentuk ketergantungan dan penghambaan diri dari pihak korban kekerasan kepada pihak yang melakukan kekerasan. Sindroma Stockholm menjadi perhatian para psikiater di seluruh dunia.
Kurang setahun sesudah itu Sindroma Stockholm muncul di California, Amerika Serikat.
Pada Februari 1974, Patricia Hearst, gadis berusia 19 tahun, anak seorang milyarder, diculik oleh gerombolan Symbionese Liberation Army (SLA). Konon, Patty mengalami kekerasan seksual dan brain washing.
Setahun kemudian, polisi mengenali Patricia ternyata ikut bersama secara aktif dalam perampokan sebuah toko. Polisi pun menghubungkannya dengan beberapa perampokan bank sebelum itu. Dalam tembak-menembak, 6 orang anggota SLA tertembak mati dan Patty yang selamat menjadi tahanan polisi.
Patty terbukti bersalah dan pengadilan pun menjatuhi hukuman penjara 7 tahun.
Dua tahun setelah masuk penjara, Presiden Jimmy Carter memberikan Patricia pengampunan.
Pada 1979 Patty menikah dengan polisi yang menangkapnya dan sekaligus menjadi bodyguard-nya.
Hubungan Prabowo dan Jokowi yang dianggap tidak normal selama 5 tahun terakhir sampai diresmikan menjadi Presiden RI, dikaitkan dengan Sindroma Stockholm. Sekalipun Jokowi tidak melakukan tindakan kekerasan, tapi dia berhasil membikin Prabowo bertekuk lutut.
Hanya karena Jokowi, maka Prabowo bisa menjadi Presiden RI, lalu dijadikannya Jokowi sebagai tokoh pujaannya. Prabowo dianggap menjadi sangat tergantung kepada Jokowi. Bahkan Prabowo pada hakekatnya sudah tersandera lahir dan batin oleh Jokowi.
Karena kerusakan dan kehancuran yang dibuat Jokowi selama 10 tahun terhadap NKRI, rakyat menghendaki Jokowi dihukum berat, tapi dikhawatirkan Prabowo akan melindunginya. Atau paling tidak dijauhkan dari Jokowi agar Prabowo tidak selalu mengekor Jokowi.
Dari cerita peristiwa Patricia Hearst di atas, pemisahan Jokowi dari Prabowo hanya bisa terjadi apabila aparat hukum bisa membungkam Jokowi selama-lamanya.
Tetapi Jakarta Syndrome tidak sama dengan Stockholm Syndrome. Mereka yang sebelum tersandera adalah orang-orang yang hidupnya sehat dan normal, sedang Prabowo tidak. Banyak peristiwa sebelumnya yang menunjukkan Prabowo sudah menderita psychological disorder.
@SBP