Jakarta, Harian Umum - Presiden Prabowo Subianto kembali membuat statemen-statemen yang membuat orang makin bertanya-tanya mau dibawa ke mana arah pemerintahannya, apakah akan meneruskan legacy mantan Presiden Jokowi, atau sebaliknya.
Setelah meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani agar memangkas anggaran bersifat seremonial dan melarang proyek mercusuar, kali ini Prabowo menggunakan analogi "ikan busuk dari kepalanya".
Penggunaan analogi itu oleh Prabowo disampaikan saat pengarahan terkait antikorupsi di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024). Penggunaan analogi itu oleh Prabowo diungkap Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer.
"Ada analogi yang disampaikan Pak Prabowo; ikan itu kalau busuk dari kepalanya, bukan dari badan dan buntut, (tapi) dari kepalanya. Artinya apa? Kalau mau bersih itu dari kepalanya dulu; pemimpinnya," kata Noel, sapaan Immanuel Ebenezer, kepada wartawan seusai pengarahan.
Noel menyebut, Prabowo memang tengah mendidik menterinya bahwa pemimpin harus memiliki integritas, sehingga tak mengherankan kalau dalam materi terkait antikorupsi yang diberikan kepada menteri hari ini pun berisi tentang pola-pola korupsi.
"Antikorupsi sampai pola-polanya diceritain. Karena gini, kembali tadi analogi soal kepala ikan. Kalau pemimpinnya punya komitmen, pasti ke bawahnya juga punya komitmen. Nah, hari ini pemimpinnya, Pak Prabowo bicara tentang politik nilai," kata Noel.
Jika pemimpinnya tidak ingin korupsi dan melakukan hal tercela maka akan diikuti pula oleh penegak hukum. Begitu pula ke kementerian/lembaga lain di Indonesia.
"(Nilai antikorupsi) Dari penegak hukumnya jatuh lagi ke kementerian-kementerian kelembagaannya. Jatuh lagi ke bawah-bawahnya terus dan begitu. Dan pada akhirnya sampai ke rakyatnya. Dan itu akan diimplementasikan," jelas Noel.
Di kesempatan yang sama, Prabowo meminta para jajarannya untuk mundur jika tidak memiliki visi dan misi antikorupsi yang sama. Penekanan ini, kata Noel, disampaikan Prabowo berkali-kali dalam beberapa hari terakhir.
"Jika menteri dan wakil menterinya tidak sepakat dengan apa yang dia sampaikan tadi, tetap dipersilakan untuk mundur diri. Karena dia mau bekerja buat bangsa dan rakyat ini," jelasnya.
Seperti diketahui, di era Jokowi banyak sekali acara-acara seremonial yang dihadiri presiden ke-7 itu, mulai dari peresmian bendungan, jalan tol, bandara dan lain-lain, karena Rezim Jokowi memang "mendewakan" pembangunan infrastruktur meski harus utang ke sana-sini. Di era Jokowi juga muncul proyek-proyek mercusuar, seperti pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW yang hingga kini tak jelas penyelesaian, dan proyek pembangunan Ibukota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Di era Jokowi pula KPK dilemahkan melalui revisi UU lembaga itu, sehingga korupsi merajalela. Konon, Jokowi sendiri tidak clear dari kasus seperti itu, karena banyak pejabatnya yang korupsi, seperti Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan, justru tidak diproses dan terkesan disandera agar partai ketiga orang itu mendukung pemerintahannya.
Untuk diketahui, dalam pengarahan antikorupsi oleh Prabowo di Akmil, para menteri dan jajaran Kabinet Merah Putih dikumpulkan di tengah-tengah kawasan Borobudur Golf yang asri dan sejuk. Para menteri pun kompak memakai seragam kemeja berwarna putih dan bawahan celana hitam. (man)